Terik.
Panas.
Jane keringatan.
Salah kalau memakai hodie tebal di suasana gurun seperti ini. Jane melirik kesampingnya, makin banyak orang mengantri namun pesanan pelanggan pertama saja belum kelar.
Jane menghela nafas.
Dia membuka hodienya gerah lalu mengambil casing milik Flora disampingnya.
Sambil mengipasi dirinya, Jane menatap lurus, mengamati ibuk gado-gado yang hanya sendiri itu.
Flora disampingnya fokus pada ponselnya, anak itu sekalian membeli kartu ponsel baru dan membongkarnya sekarang. Lalu ada Cloe, dia sama dengan Jane, duduk diam memperhatikan ibuk gado-gado itu.
Dalam hati ingin sekali mengajukan diri untuk membantu. Karena sudah terlalu lama mereka menunggu.
Lagi, mereka berdua menghela nafas.
"Sabar Eneng Eneng" sahut Flora.
Lalu Jane dan Cloe menoleh datar ke arah Flora. Menatapnya penuh arti.
Flora sibuk dengan kartu ponselnya. Sedangkan kedua gadis yang berjuang menahan gerah ini bingung.
Ada 1 jam lebih mereka menunggu tapi Flora tidak mengeluh sedikitpun.
Lalu suara yang tidak asing mengalihkan pandangan mereka. Mereka menyorot kebawah.
Sialan. Flora membawa kipas portabel untuk dirinya sendiri.
"Lain kali, dia gausah dibawa ya Jane" kata Cloe, Jane mengangguk pasrah.
"Kalo tau gitu tadi yang gue bawa kipas baru kelas kita. Trus colok disitu" Jane menunjuk stopkontak yang tergantung menganggur di dekat gerobak gado-gado.
Cloe mengangguk setuju, "Iya bener, bawa dia mah gaguna" katanya sambil melirik Flora.
"Stroberi mangga nanas, sorry gak panas, wle" sengaja, Flora bersenandung agak kencang.
Tak lama, Cloe dan Jane berdiri bersamaan dan mengambil pesanan mereka. Tidak menoleh sedikitpun pada Flora, mereka berdua langsung berjalan menuju zebra cross untuk menyebrang.
"Lama amat, keburu kembung gua"
Begitu pesanan mereka datang, Bonbon, Megi Lulu dan Nara langsung bangkit dari rebahan.
Mereka memakan gado-gado itu hikmad tanpa sadar kalau personel mereka kurang 1.
Tinggal sesuap lagi gado gado Bonbon habis, sambil mengunyah ia mengedarkan pandangan.
"Gado-gado gue bener kok pake telor, tapi kok kayak masih ada yang kurang ya?"
Cloe dan Jane acuh, mereka fokus makan di depan kipas yang digantung di kayu gazebo. Tidak berkomentar apapun.
Megi terkesiap, menatap horor kearah Bonbon dengan mulut penuh.
"Flho aa"
Lulu ikut melotot, mengumam panjang.
Mereka menatap Jane dan Cloe, meminta penjelasan kenapa anak itu tidak berada disini.
Nara melirik Jane juga, "Jane, anak orang Jane. Jangan suka ditinggal tinggal gitu ntar diculik"
Secara, Nara tahu Jane. Jane yang kadang suka bertindak tanpa berbicara sebenarnya tidak cocok dengan Flora yang tidak mengerti kepribadian Jane yang satu itu.
Beda dengan Cloe, anak itu sama pahamnya dengan Nara. Jadinya mereka nyambung.
Tapi kan kalau Flora tidak..
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Novela Juvenil"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...