51. Copet dan Gadai 🎶

20 3 0
                                    

"Kalian kenapa deh?"

Jane bertanya sewot. Tadi saat dijalan menuju toilet, tiba-tiba saja dia diangkut dari arah berlawanan dengan Lery dan Jemjem.

Lalu berakhirlah Jane di ruang musik.

Pintunya di tutup rapat-rapat. Hejun menyalakan AC nya begitu dingin sehingga membuat Jane juga agak enggan beranjak keluar.

Adem. Sedangkan kelasnya terasa seperti sauna.

Belum lagi Flora membawa banyak snack. Katanya, setengah dari yang dia bawa, di sponsori oleh Gerald. Jane jadi tidak bisa menolak rejeki dadakan ini.

Sambil mengunyah lancar, Jane melirik Jemjem dan Lery bergantian, mereka sibuk bermain warna.

Didepan nya, Flora sibuk, dia duduk anteng makan bersama Jane. Tapi matanya fokus melihat kebawah. Setiap kali posisi snack terbuka itu miring atau terjatuh, tangan Flora menyambarnya.

Dia memperbaiki letak nya. Membersihkan apa yang bisa dibersihkan sambil melamun.

Jane mengangguk-angguk. Dia mendapatkan ide.

Cocok nih dibawa kemana-mana, sponsor sekalian tukang bersih-bersih.

Dalam hati Jane tertawa jahat.

Flora cukup lucu juga kalau diperhatikan diam-diam.

Sebenarnya Flora itu kalem. Asal ada snack dan Jane didekatnya, juga tidak ada Gerald yang suka mengusiknya, anak itu tidak akan rewel.

Jane menahan tawanya, dia mengusap kepala Flora lembut.

Kasihan dia. Kapan lagi dia berada di ruangan sunyi menikmati cookiesnya tanpa ada gangguan usil dari Gerald.

Flora mendongak, menatap Jane dengan tatapan bertanya.

Lalu Jane menggeleng, "Makan yang banyak Flo, pelan-pelan aja"

Lalu Flora mengangguk.

Setelah anak itu kembali sibuk makan, Jane berbalik menghampiri Jemjem dan Lery, "Dirga mana?" tanya nya random.

"Gerald ada liat gak?"

"Kalian lagi apa sih serius banget?"

Daritadi Jane dicuekin, tapi Jane tidak bisa marah, ruangan ini terlalu sunyi dan menyenangkan untuk dirinya terbawa emosi terlalu cepat.

Dia menarik nafas panjang.

Setelah tidak dihiraukan, Jane jadi menatap sekeliling. Hingga dia menemukan ponsel dengan casing yang familiar.

Hap.

Jane meloncat senyap dan menangkap ponsel itu. Kepalanya di rebahkan di bantal sofa lalu ia memeluk tas milik Jemjem yang menganggur disebelahnya.

Geraldo bocil is calling . . .

Pip!

"Halo? "

"Heh siapa Lo?! Cepet balikin hape Dirga woy!"

"Maaf gak bisa, hape nya udah di gadai" jawab Jane santai.

"Wah udah maling, seenaknya pula main gadai aja"

"Hah?!"

"Hape lo katanya dah digadai bang"

Jane merotasikan matanya, banyak drama sekali Gerald ini. Dia menunggu balasan lagi, terdengar suara grasak-grusuk diseberang sana.

"Halo, halo?" Kali ini suara Dirga. Terdengar khawatir sampai Jane bingung kalau mereka ini sedang drama atau serius.

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang