02. Ketiduran 🍒

119 14 0
                                    

Jane ngos ngosan, walau hanya duduk diam dan mendengarkan, Jane tetap saja kelelahan. Badan nya sakit karena duduk terlalu lama.

Mereka di beri waktu setengah jam untuk istirahat makan siang sebelum kembali masuk ke aula lagi untuk materi selanjutnya.

Maklum, masih baru, jadi banyak yang harus dikenalkan. Mulai dari lingkungan kampus, aturan aturan kampus, dan masih banyak lagi.

Hari yang Jane tunggu-tunggu sejak kemarin sampai jantung nya terus berdegup kencang nyatanya menjadi hari yang biasa saja menurutnya.

Jane harus kemana-mana sendiri dan tidak mengobrol dengan satupun manusia yang ada disini.

Ini semua karena Nara. Tidak hanya bolos hari ini, Nara juga tidak membalas pesan pesan nya. Entah apa yang akan Jane lakukan pada Nara besok.

Ia punya setengah jam untuk istirahat, pikirnya ia bisa makan 10 menit dan sisanya ia pergunakan untuk tidur.

Penyesalan pertamanya hari ini adalah, bangun pagi.

Percuma saja ia bangun pagi, dan datang lebih awal karena janjian untuk masuk ke kampus berbarengan dengan Nara. Karena mereka tidak berangkat bersama, Nara meminta Jane untuk menunggunya di gerbang.

Tapi lihat dia, dia bahkan tidak datang sama sekali. Jane dibuatnya menunggu berjam-jam didepan gerbang seperti orang bego.

Jane jadi dibuat mengantuk seharian karena bangun pagi sekali.

Melihat seisi kantin kampus riuh membuat Jane berfikir dimana dia bisa tidur disini. Jane berhenti, ia berdiri dibawah pohon rindang sambil memperhatikan kantin dari kejauhan.

Memilah tempat mana yang akan ia tempati.

Matanya terpaku, di ujung kanan, ada tempat yang tidak terlalu ramai dengan tempat duduk yang masih banyak yang kosong.

Jane mendatangi tempat itu, perutnya kerucukan. Tidak lama mengantri, Jane mendapat makanan nya. Ia duduk sendirian di meja yang kosong.

Membunuh suasana sepi dalam dirinya, ia menyumpal kedua telinganya dengan headset dan makan dengan hikmad.

Selagi makan, jane memperhatikan sekitar, ramai. Mereka semua sudah mendapatkan teman baru di hari pertama mereka. Lagi lagi, satu umpatan dilayangkan untuk nara.

Beberapa orang yang melewati Jane kadang menyapanya, "Hai Jane Kinsey" seperti itu, berkat perkenalan dirinya tadi pagi.

Jane hanya membalasnya dengan anggukan, mereka memang tau namanya, tapi Jane tidak mengenal mereka semua.

Jane bukan seseorang dengan kemampuan bergaul yang baik. Tapi bukan intovert, bukan extovert juga. Mungkin saja Jane ada ditengah keduanya.

Teman nya hanya satu, Nara.

Makanan nya sudah habis, Jane juga kelelahan karena dari tadi makan nya tidak fokus karena terus terusan disapa. Sesuatu yang jarang Jane rasakan di SMK.

Jane melirik jam nya, masih ada waktu 15 menit untuk tidur. Jane menoleh kanan kiri, aman.

Semuanya sibuk dengan dunia nya masing masing. Jane mulai merebahkan dirinya. Untungnya, kursi kantin ini panjang dan cukup lebar untuk ditiduri.

Tidak perlu waktu lama, Jane sudah terlelap.

.
.
.

Jane bergelut, ia sadar sepenuhnya karena badannya hampir jatuh kesamping. Jane jadi terkaget sendiri.

Setelah berhasil menetralkan jantungnya, seseorang bersuara,

"Yang lainnya nyimak materi di aula, terus lo tidur disini enak enakan" begitu katanya. Alis Jane berkerut, pelan pelan ia bangkit dari tidurnya dan duduk menunduk mengumpulkan nyawa.

"Malah leha leha lagi, "

"Diem, lo berisik sumpah" potong Jane kesal. Kepalanya masih pusing karena bangun secara kaget, dan orang ini yang entah siapa terus saja berbicara, membuat kepalanya semakin pusing.

"Hukuman lo menanti" orang itu, menaruh post it tepat di puncak kepala Jane, lalu berlalu pergi sebelum Jane sempat menyumpahinya karena menoyor kepalanya.

Tangan nya meraba raba, ia menemukan post it kuning tertempel dirambutnya.

"Sialan, belum aja gue jambak tuh orang" rutuknya. Beberapa helai rambutnya tertarik karena tertempel sempurna di bagian lem nya.

Ia membaca pesan singkat yang tertera di sana.

'Jam istirahat besok, bersihin ruang musik, ini hukuman lo karena gak ikut materi'

"Sial"

.

.

.

Besoknya, tepatnya di hari kedua, Jane datang sesuai jam masuk kampus. Kali ini dia ogah untuk datang lebih awal.

Karena itu akan membuatnya mengantuk dan justru membuatnya mendapatkan masalah saja.

Di lobby, tak jauh dari taman, Nara menekuk wajahnya.

"Bagus ya, lo suruh gue dateng pagi, nungguin lo di gerbang lo malah ngaret" Nara mulai mengomel, Jane bahkan tidak menoleh padanya dan terus berjalan lurus.

"Woy Jane Kinsey budeg!"

Jane tidak menunjukkan bahwa ia akan berhenti atau menghampiri Nara. Nara jadi gelagapan dan berlari mensejajarkan langkahnya dengan Jane.

"Lo tega banget sumpah" Nara melengos.

"Gimana rasanya? bangun pagi-pagi buta terus nungguin gue yang nyatanya ngaret gini?"

"Lo mau gue bunuh hah?!"

Nara berteriak, Jane jadi melotot kearahnya "Harusnya gue yang ngomong begitu begoo, gue nungguin elo kemaren berjam-jam nyatanya lo gak masuk, wa gue gak dibalas, gara gara lo gue jadi sial tau gak?!"

Nara terdiam sejenak, "Kemaren gue jatoh jirr, sepupu gue ternyata masih amatiran bawa motor, baru ngelewatin polisi tidur lima langkah dari rumah, kita rebah. Hape gue langsung mati gara gara kebanting" Nara menjelaskan menggebu gebu, kemarin juga adalah hari sialnya.

Jane sedikit melotot melihat nara yang menunjukkan tangan dan lututnya yang dibalut perban,

Tapi rasa kesal akibat post it kuning kemarin mendominasi pikiran nya,

"Halah, rebah doang diperban, gue juga kemaren jatoh, pantat gue biru gak gue perban tuh"

Nara mengaduh kesakitan, Jane menyentil telapak tangan nya.

"Kurang ajar banget lo"

"Lo diem deh nar, atau gue gebuk juga lo lama lama"

Mereka jadi bergelut disepanjang jalan menuju aula. Nara menendang bokong nya, dan Jane balas menyentil telapak tangan Nara atau menendang lutut nya.

Mereka jadi bahan perhatian orang-orang yang lewat.

V o m m e n t ✨✨

See U

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang