Malam itu, Dirga, Hejun dan Jemjem langsung pergi mencari Riley. Setelah hampir subuh dan mereka tidak kunjung menemukan Riley, akhirnya Dirga memberi perintah.
Untuk membatalkan segala schedule yang tersisa untuk kegiatan pagi nanti. Dengan alasan cuaca yang tidak mendukung dan mereka harus cepat pulang karena nya.
Dirga melakukan itu untuk mengantisipasi keadaan kalau-kalau Riley benar benar hilang dan tidak ditemukan sampai matahari terbit nanti.
Jemjem kembali ke tenda, dan langsung menginstruksikan perintah dari Dirga ke anak anak yang subuh-subuh sekali sudah bangun dan bergibah ria dekat sisa api unggun.
Mereka membereskan semuanya dan siap pulang saat pukul 8 pagi. Terlihat sangat jelas langit mendung dan sangat gelap.
Diperjalanan pulang, siapa yang menyangka malah cuaca menjadi panas terik?
Dirga menemukan Riley lumayan jauh dari kawasan kemah mereka. Riley duduk bersandar di pohon besar sambil menatap api unggun kecil yang dibuatnya.
Dirga tidak akan menemukan Riley bahkan jika sampai siang dia berkeliling kalau saja Dirga tidak mencium bau asap.
Bagaimana mereka bisa menemukan Riley kalau anak itu menekuk lututnya dan memakai jaket yang warna nya hampir sama dengan batang pohon.
Dan juga, waktu itu masih gelap. Riley juga tidak bersuara.
Dirga hampir marah, Riley malah tersenyum lebar saat Dirga mendekat kearahnya seolah tidak merasa melakukan sesuatu yang salah.
Dirga sudah khawatir kalau Riley benar-benar tidak bisa mereka temukan sampai pagi nanti.
"Riley!" Tentu saja Dirga membentak cewek yang entah polos atau bodoh itu.
"Gue udah siapin tempat Ga, gue bawa marshmellow buat di bakar trus dimakan bareng" Riley tersenyum manis, menepuk nepuk batang kayu dengan ukuran yang lumayan besar disebelahnya.
Dia sudah menunggu kedatangan Dirga daritadi.
Sedangkan Dirga menggertakkan giginya dan membuang pandangan nya. Riley sudah tahu, kalau Dirga pasti akan mencarinya sampai ketemu kalau dia menghilang sebentar.
Makanya Riley pergi. Mencari tempat sepi yang jauh dari lokasi kemah, dan berharap Dirga akan datang mencarinya dan bisa menikmati sekantong marshmellow bersama.
Semalaman mereka mencari Riley dengan sangat khawatir, dan berasumsi macam-macam karena ini adalah hutan.
Tapi justru yang dicari malah tenang-tenang saja.
"Lo-- kekanak-kanakan banget Ley" ucap Dirga menjadi dingin.
Sudut bibir Riley berhenti mengembang,
"Trus Jane apa? Kalo gue kayak gini kekanak-kanakan, dia apa Ga?" Riley menatap Dirga sengit, terlihat bibirnya bergetar.
Dirga mengerutkan alisnya, bingung kenapa ada nama Jane dalam topik pembicaraan mereka sekarang.
"Apa hubungan nya sama Jane?"
"Banyak Ga, tapi Lo nya aja gak sadar" lagi, Riley membuang wajahnya kesal.
"Ley, plis gue udah bilang, gue udah gak punya perasaan apa-apa lagi sama Lo. Kemaren itu cuma perasaan lewat. Waktu itu Lo cuma jadi pelampiasan. Lo tau itu kan? Buka mata Lo, gue ini cowo brengsek. Lo gaboleh lupa sama fakta itu. Berhenti bawa-bawa Jane, karena dia sama sekali gak berkaitan"
Kata-kata yang sudah lama Dirga pendam itu, akhirnya keluar di waktu yang tepat.
Padahal sengaja Dirga simpan karena Dirga pikir Riley memang sudah paham situasi yang ada diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Teen Fiction"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...