"Hm bagus ya kalian semua, bisa bisanya jadwal lomba kalian samaan"
Jane mengomel, sedangkan teman-teman nya asik terbahak di balik layar ponsel mereka.
Posisi Jane terlalu jauh dari stadion baru kampus. Malas sekali kalau harus berjalan kesana. Disana juga pasti akan sangat ramai anak-anak yang menonton.
Bakalan penuh dan lengket seperti ketan.
Ew!
Kelas Jane sepi, mereka semua sudah dari pagi buta kesana, menonton dan menyoraki teman-teman sekelas.
Lumayan hadiah nya, kalau kelas Jane menang, mereka sepakat akan makan makan dirumah Lulu.
Tau sendiri makan-makan dirumah Lulu selalu asik.
Pertama, mereka hanya perlu membuat rencana. Lalu Lulu yang memang selalu kelebihan stok makanan akan menyodorkan diri sebagai tuan rumah penampung anak-anak sekelas yang selalu bimbang mau makan-makan dimana.
Budget seberapapun akan menjadi makanan 4 sehat 5 sempurna kalau dirumah Lulu.
Sebenarnya Lulu tidak perlu uang dari anak- anak sekelas, namun Lulu diam-diam pintar juga. Kalau dia menolak dan terus menyediakan makanan dan tempat secara gratis, teman-teman sekelasnya akan tumbuh menjadi manusia yang tidak tahu diri.
Jadi, berapapun itu, yang penting anak- anak sekelas senang, dan Lulu juga tidak rugi sepeserpun.
Kalaupun misalnya kurang, juga ada Cloe yang siap membantu duit, Megi dan Bonbon urusan bantu membantu perang masakan didapur.
Jane dan sisanya biasanya sibuk menata ruang tamu luas nan hampa milik Lulu.
Entah itu gotong royong menggotong karpet dari lantai 3 meluncur kebawah lewat tangga, atau sekedar membuat vlog mini ala-ala ibu qasidahan.
Yang jelas, Lulu selalu senang direpotkan seperti ini.
Back to story',
Sedangkan Jane baru selesai mengantri jus di stand bazar dekat gerbang saja sudah sangat lelah.
"Apa gue pulang aja ya?" Jane menatap bimbang, jalanan didepan nya sangat ramai.
Rasanya Jane ingin mengumpat nyaring- nyaring. Menyuruh semua orang untuk menutup mulut mereka dan berhenti berbicara.
Mungkin telinga Jane hari ini sedang sensitif. Mendengar suara bising yang normal di keramaian saja Jane langsung frustasi.
Pusing rasanya melihat banyak manusia bergerombolan di pagi hari yang sebentar lagi akan memasuki fase terik-terik nya.
Apalagi, event kampus ini memperbolehkan orang luar untuk turut masuk dan menonton.
Jadinya, bisa diprediksi se ramai apa suasana kampus hari ini.
Jane menyeruput jus nya, sambil matanya melirik kesana kemari dengan alis berkerut, mencari sesuatu yang menarik.
"Flora mana ya?"
"Hmm, kalo Dirga pasti sibuk sih"
"Gerald? Ah dia kan ikut mabar bareng Jery (Jemjem Lery)"
"Pulang deh gue pulang"
Berbalik, Jane berhenti di zebra cross, melihat jalanan masih sangat ramai dan tidak memungkinkan untuknya menyebrang, Jane membuka ponselnya, membuka aplikasi chat dan tertegun sesaat ketika nama Adnan memenuhi layar ponselnya.
"Ha-halo"
"Halo Jane, "
"Iya kak, kenapa nih nelpon"
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Novela Juvenil"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...