"Ampun! Ampun bos! Udah woy pala gue ini ! "
Dirga melindungi kepalanya dari pukulan bertubi-tubi Jane.
"Terus kenapa kepala Lo?!" Balas Jane tak kalah ngegas.
"Gue sentil neh luka Lo" ancam Dirga sambil mengangkat tangan nya di udara.
Buk.
Gila...
Muka gue udah gada harga dirinya disini. Kaget banget gue, muka gue ditonjok beneran sampe gue hampir jatoh kesamping
Batin Dirga tidak percaya.
Sret,
Jane kaget, matanya melotot. Bantal berbentuk stoberi yang entah punya siapa itu Jane lepaskan begitu sadar kalau ayunan bantal itu terkena luka dilututnya.
"Ahh"
"Nahkan, mampus" Dirga mencibir, puas sekali melihat ekspresi Jane yang sekali lihat, Dirga bisa merasakan bagaimana sakitnya gesekan bantal itu.
Dirga membuang pandangan nya, menoleh ke arah sebaliknya dan terkekeh.
Brugh
Jane tidak memukulnya lagi, melainkan membuang badan nya kebelakang dan lagi-lagi menutup wajahnya dengan bantal.
"Heh, ini gue lagi minta maaf, kok malah dicuekin" Dirga menggigit bibirnya, menahan kegemasan nya "Oy bekantan sawah"
"ULAR SAWAH ITU BEGO"
"Engga ah, ada juga kok bekantan disawah"
"Gada!"
"Ada Jane, spesies sendiri jangan ga diakui gitu lah"
"..."
Dirga melirik Jane, anak itu pasti sedang ngelag dan sebentar lagi Dirga akan dapat ultimatum.
"Oalah bangsat, sini lo fuck!"
BAK ! BUK ! BAK ! BUK !
Dari luar tenda yang berisik karena keriuhan dan keseruan mini games, hanya Lery dan Jemjem yang menyadari, kalau ada games yang tak kalah seru di balik tenda Jane.
Melihat tenda yang bergoyang kekanan dan kekiri itu Lery bergumam puas,
"Anak kita udah gede, Jem"
"Berasa besarin anak" sahut Jemjem bangga.
Hejun dari belakang menepuk pundak mereka berdua, ikut melihat tenda Jane yang bergerak kanan kiri brutal.
"Kalo udah lahir, kita namain apa ya?" Kata Hejun tak kalah sumringah.
Jemjem menyengir, "Emm Zoo?"
Hejun mengerinyit, "Hah kok Zoo?"
"Iya kan anaknya itu campuran segala jenis hewan. Volume otak nya kecil, dua duanya emosi nya gede, brutalnya sama, kepala batunya sama. Fiks deh Azoora, "
"Bener uga"
"Eh kalian, liat Dirga gak? Mau gue ajakin se tim cerdas cermat" Riley datang, mengacaukan fantasi mereka bertiga tentang tenda di ujung sana.
"H-hah?"
"Lah, ngapain Dirga ikut main? Panitia gak ikut main kali" balas Hejun.
"Cerdas cermat kelarnya cepat. Kita masih punya sisa waktu setengah jam, jadinya panitia aja yang main, buat seru seruan"
"Ohh" Jemjem mengangguk, matanya agak sulit teralih dari tenda bergoyang. Seru-seru gimana gitu waktu ngeliatnya.
"Ohh doang? Sekarang Dirga dimana?" Lagi, Riley bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Ficção Adolescente"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...