Gerald bingung. Setelah mengikuti kedua gadis yang penampilannya sangat berbanding terbalik itu selama berjam-jam, Gerald hanya menemukan mereka mengelilingi mall sambil bercerita panjang lebar.
Jane dengan Levis yang dipadukan dengan cardigan Lilac. Sedangkan Nara memakai baju kodok terusan.
Dimata Gerald, Nara terlihat seperti berjalan bersama preman pasar.
Mereka masuk ke beberapa toko dan hanya melihat-lihat. Lalu mampir makan dan berakhir Nara menangis sedangkan Jane sibuk makan.
Hal aneh yang sedari tadi membuat Gerald geleng-geleng kepala adalah, mereka yang hanya melihat lihat saja.
Bagi Gerald yang selalu datang ke mall dan pulang dengan tangan penuh dengan belanjaan mahal milik kakak perempuannya, ini menjadi hal yang sangat mengejutkan.
Oke, salahkan paham yang dianut Gerald selama ini. Tidak semua wanita gila belanja. Buktinya Jane dan Nara mampu berkeliling mall dan hanya mengeluarkan uang saat makan saja.
Gerald menghela nafasnya, sambil menikmati jus stoberinya, Gerald memilih untuk duduk disana sampai Nara berhenti menangis.
Gerald tidak sebodoh itu untuk mengacaukan jalan-jalan mereka disituasi dimana Nara sedang menangis. Yang ada orang-orang hanya akan salah paham pada dirinya.
Lagipula Gerrard sudah kenyang berdebat seharian kemarin dengan Nara.
"Udah Nar, sumpah lo berisik, gue berasa habis ngapa-ngapain Lo tau"
Jane rolling eyes. Agak tidak nyaman jika harus ditatap aneh oleh orang-orang disekitar nya.
"Kalo gue jadi Lo, gue udah gatau harus gimana. Gue pasti down apalagi gue gak bisa ngejambak 4 orang sekaligus" curhat Nara sambil masih sesenggukan.
Jane tersenyum, "Itu sebabnya Tuhan kasih Lo temen macam gue. Yang bisa ngejambak orang"
"Gue minta maaf Jane, gue gak bisa bantu apa apa selama Lo ada masalah. Lo nya sih batu banget gak mau kasih tau gue"
"Engga Nar, Lo jangan salah paham ya. Gue itu cuma gak mau masalahnya melebar. Kalo misalkan keadaan nya jadi gak stabil kemaren, trus jadi makin rumit, bisa aja Lo ikutan di bicarain dan kena hate sama orang orang nyinyir itu"
"Tapi kan tetep aja"
"Udah, yang udah lewat Lo lupain aja. Udah kelar juga"
"Gue baru tau detail ceritanya hari ini dan Lo suruh gue lupain"
"Bukan maksud gue bukan dilupain, maksudnya jangan dipikirin"
"Anak sasing tapi ngomong nya gajelas belibet, siapa lagi kalo bukan--"
"Gerald?"
.
.
."Kelar ya, stop sampe situ aja. Gue juga udah kehabisan stok tenaga buat cerita lagi dari awal. Capek tau gak"
Gerald mengangguk setuju, lalu menunjuk Nara dengan sendok es krimnya.
Nara menghela nafasnya, ditatap dua orang dengan sendok eskrim mereka masing masing di mulut membuatnya agak sedikit jengah.
"Iya kelar. Ini mah juga udah kelar kalo dari awal Lo cerita"
"ET et et jangan bikin kalimat yang bisa jadi panjang gitu deh Nar" sela Gerald lagi, lalu Nara berdecak.
"Iya ih Lo rese banget"
Kini giliran Gerald yang berdecak. "Rese gini gue belanjain Lo eskrim, rese itu, begini..."
Gerald diam sejenak, Jane di samping nya mengintip, menunggu hal apa yang akan Gerald lakukan.
Tangan nya mengambil cup es krim Nara dan menarik tangan Jane untuk kabur dengan cepat, "Kabur Janee"
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Novela Juvenil"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...