07. Jumpscare 🍒

67 10 1
                                    

Jane bernyanyi, Nara bernyanyi, Gerald juga bernyanyi. Jemjem dan Lery tidak bernyanyi, mereka berdua sibuk mengelilingi api unggun seperti suku pulu-pulu.

Hujan sudah reda, persis seperti apa yang dikatakan Dirga tadi. Sambil menikmati api unggun, mereka juga terhibur dengan pensi malam ini yang rata-rata bagus semua.

Beda dengan anak smp saat pensi, mereka semua bernyanyi kompak dan mampu menghidupkan suasana.

Tapi peminatnya masih sepi. Yang lain lebih memilih asyik sendiri dengan dunia nya masing masing.

Dirga selesai dengan urusan nya, cowok itu tiba-tiba saja duduk persis disebelah Jane yang bernyanyi dengan hikmad menggunakan sisir sebagai mik nya.

Lama Dirga disitu, Jane belum juga menyadari kehadiran nya. Dirga diam, melirik Jane yang memejamkan matanya,

Rambut basah Jane menarik perhatian nya.

Karena terus-terusan mengeluh mengantuk, Dirga menyuruhnya berhenti makan dan cuci muka. Tidak disangka Jane malah mandi dan membasahi rambutnya.

Saat Jane keluar dari kamar mandi, Dirga dibuatnya syok, "Ngapain lo mandi malam malam?" Dirga heran "Gue kan nyuruh cuci muka, bukan nya mandi"

Justru karena Dirga hanya menyuruhnya cuci muka, Dirga jadi menyusulnya ke kamar mandi karena Jane tidak kembali selama 10 menit.

"Tadi air keran nya nyiprat, rambut gue jadi basah, yaudah gue keramas sekalian" jawab Jane apa adanya, keran air nya memang menyiprati hampir seluruh rambutnya saat Jane hendak mencuci wajahnya.

"Tapi ini kan udah malam" Dirga jadi sedikit ngegas, Jane tersulut "Ya suka suka gue lah, rambut gue yang basah kan?" dia balas ngegas juga.

Dirga geleng geleng, hendak meninggalkan Jane berjalan duluan, tak lama mereka berdua dikejutkan oleh suara pintu yang terbanting nyaring.

Jane dibuat langsung meloncat ke arah Dirga, "Astaga apa itu" Jane menempelkan wajahnya di punggung Dirga.

Dirga mengerinyit, kenapa mulai duluan? Padahal belum ada aba-aba darinya.

Tangan Dirga terangkat, kepala Jane malah memaksa masuk disela tangan dan badannya. "Ya ampun, astaga, ga, astaga astaga apaan itu" Jane panik.

Posisinya jadi seperti Dirga mengeteki Jane, dengan tangan Jane berusaha membuat tangan dan sisi jaket dirga menutupi wajahnya.

Jane komat kamit, matanya terpejam bergetar, terus mencari tempat di tubuh Dirga untuk ikut membantu menutup matanya.

Dirga berdehem, menetralkan rasa geli di perut kirinya karena Jane menempelkan hidung nya disana.

Dirga menoleh kebelakang, menatap datar Lery dan Jemjem, mereka mengintip dengan sunggingan senyum jahil, Dirga berbicara tanpa suara

'Awas kalian'

"Awas kaki lo ada yang narik!" Dirga menakuti Jane, Dirga hampir tertawa melihat reaksi Jane yang malah semakin kencang mengucap astagfirullah.

Kaki Jane melangkah, mengikuti Dirga yang pelan pelan berjalan kedepan, beberapa kali sepatu Dirga Jane injak karena Jane berjalan membabi buta tanpa membuka matanya, dia ogah.

Jemjem merasa ada yang kurang dari mereka berdua, dia melirik pintu dan tersenyum licik,

Blam blam blam !

Kali ini pintu terbanting 3 kali tanpa jeda, Jane terlonjak, dia berteriak nyaring dan melompati tubuh Dirga.

Dirga refleks menangkapnya seperti menggendong koala, telinganya pekak karena Jane terus menjerit nyaring berteriak minta diselamatkan.

Dirga berdecak, dia menoleh hendak memarahi Jemjem dan Lery, tapi yang didapatnya malah Lery yang memakai mukenah putih dan berlari kearahnya.

"Hoargggghhhhhhh"

Otomatis, Jane yang wajahnya menghadap belakang, langsung berteriak lebih nyaring, "Aaaakhhhhhhh "

Kaki Dirga membawa Jane berlari, padahal dia bisa saja menyuruh Lery berhenti sekarang juga.

Flashback Dirga terhenti, dia melihat Jemjem dan Lery lewat didepan Jane, Jane membuang muka sangat tidak sudi melihat mereka berdua.

Dirga terkekeh, ingat sekali bagaimana Jane mengumpati kedua orang itu dengan segala emosinya sampai urat lehernya terlihat.

Dua jari tengah nya diangkat dan diacungkan mantap kearah Jemjem dan Lery. Saat Lery ingin membela diri, dirinya malah digebuk dengan brutal oleh Jane.

Dirga berusaha membawa cewek brutal itu pergi sebelum Lery dan Jemjem bonyok dibuatnya, berhasil memang, tapi justru kedua sandal jepit Jane melayang dan mendarat masing masing satu dikepala mereka.

Sekarang Jane memusuhi mereka berdua. Ya, Dirga tidak ikut campur, mereka terlalu jahil, dan mereka rasakan sendiri akibatnya.

"Ja-jane, maapin kita lah-" Lery berlutut, menggosok gosokkan kedua tangan nya memohon pada Jane.

Lery yang paling dibenci, karena Lery yang memakai mukenah putih sampai Jane mengira Lery benar-benar pocong.

Jane tidak berbicara, dia malah menunduk mencari-cari sesuatu untuk dilemparkan pada Lery, Jane mengangkat tangan nya "A AMPUN JANE"

Jemjem kabur, cukup sandal jepit basah yang mendarat di kepalanya. Jangan benda yang lain,

"Woy hape gue!" Gerald sadar, ponselnya diambung Jane dan hampir dilemparkan nya pada Lery kalau saja Gerald tidak menahan nya.

Tangan Jane pelan-pelan kembali turun, dia terbengong sesaat saat matanya tidak sengaja mendapati Dirga duduk disebelahnya.

Gerald lega, dia membantu menurunkan tangan Jane dan ponsel ditangan Jane itu bergetar menampilkan nama sistah dengan emot jari tengah.

"Jane, angkat Jane angkat"

Jane diam saja Gerald mengarahkan ponselnya kearah wajahnya, tak lama muncul wajah cewek diseberang sana.

"GERALD! LO KEMANA SAMPE MALAM GAK ADA DIRUMAH?!"

Jane menoleh kearah Gerald, dia memejamkan matanya mendengar pekikan itu.

"Gue lagi makrab! Noh liat! Api unggun! yakan Jane yakan?" Gerald mengangguk cepat - cepat menyuruh Jane mengangguk mengiyakan.

Jane mengangguk, baru paham sekarang, "Iya, kita lagi makrab" Jane senyum, mengarahkan kamera ke api unggun dan orang orang kampus.

Wajah cewek dihadapan nya berangsur membaik, tidak emosi lagi.

"Oh gitu, Jagain Gerald ya, dia suka ngibul soalnya, suka kabur main di klu--"

"Udah weh udah, udah liat kan gue dikampus, jangan banyak cincong lo" potong Gerald cepat. Mulut kakaknya itu memang lemas sekali, tidak tau tempat kalo membocorkan rahasia orang.

"Gue kasih tau mama, lo dah nemu pacar di kampus baru"

Pip!

"Punya sodara kok kayak dakjal" sungut Gerald. Ponselnya dimatikan, malas meladeni kakaknya kalau nanti menelpon lagi.

Jane menatapnya jahil, Jane baru menaikkan telunjuknya untuk memojokkan Gerald yang ternyata suka kabur-kaburan, dan Gerald langsung mengalihkan atensi Jane pada pensi yang menampilkan cover dance korea.

"Woahhh bagus banget" Gerald tepuk tangan, ekor matanya mengawasi Jane, ternyata Jane malah berdiri.

Black mamba diputar.

"KENAPA POSISI KARINA KOSONG?!" Jane berteriak, 3 orang dipanggung langsung menyahut, "DIA SAKIT PERUT!"

"YAUDA GUE AJA"

"SINI"

Gerald speechless.

Warning Typo ⚠

Klik ⭐ See U ✨

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang