Jane mengunyah anteng, dia memangku kue sagu keju di toples kecil. Setelah di rumah Bonbon sudah makan soto, dan makan rendang dirumah Flora, kali ini Jane menunggu Dena mengambilkan opor untuknya.
Ada Derrel dipangkuan nya, yang sama anteng nya menonton Dibo. Padahal sudah bagus tadi menyetel lagu-lagu bertema lebaran.
Jane hanya melirik ketika Gerald dan Flora baru datang. Mereka sempat adu mulut lalu langsung duduk. Gerald berjalan lurus, berdiri di depan Jane lalu berkacak pinggang.
Derrel dan Jane kompak mendongak flat, tontonan mereka terhalang tubuh bongsor Gerald.
"Gimana? Udah kaya sultan Dubai belom?"
Jane mengunyah lambat, memperhatikan outfit baru Gerald sekiranya 3 detik "Emm udah. Udah kok"
Gerald tersenyum, sudah sangat puas dengan reaksi Jane yang bisa dibilang tidak ikhlas itu. Dia ikut duduk didepan Derrel dan menguyel pipinya sampai Derrel marah.
"Lo---" Jane menatap Gerald lalu mengangguk-angguk. "Beli baju lebaran dimana?"
Gerald menyengir lebar, dengan bangga dia mengatakan "Dipilihin mba-mba nya lah! Katanya gue keliatan ganteng banget waktu pake ini"
Hm, tipikal manusia yang mudah sekali terperangkap strategi penjualan.
"Ya--" Jane menepuk-nepuk kepala Derrel. Dia merangkak maju mencari cantelan harga dipundak Gerald.
Setelah melihat nominalnya, Jane mengangguk lagi. "Gerald dengerin gue, dipuji ganteng itu gak selama nya karena emang Lo ganteng. Ada juga yang memuji untuk kepentingan penjualan"
Gerald mengalihkan pandangan nya ke Jane, "Hah?"
Jane tersenyum, tangan nya terangkat lalu menepuk pipi Gerald "Lo ngabisin duit hampir dua juta cuma buat gamis sekali pake"
Dena yang mendengarnya berdecak berkali-kali. Kemudian berjongkok untuk menaruh piring opor Jane dan mengecek Derrel yang ternyata anteng banget.
"Dua juta? Kakak Lo gak ngamuk Ger?"
Gerald berpikir sejenak, "Gatau sih, soalnya dia gue blok"
Jane dan Dena menghela nafas bersama.
Di meja tamu, Jemjem dan Lery sibuk melempar guyonan. Megi dkk berbincang ringan dengan bunda dan ayah Dirga.
Dirga membantu Dena, menyiapkan makanan untuk dibawa keluar dari dapur. Sesekali mampir mendekati Derrel. Menganggu Derrel juga pawangnya iseng.
Hejun baru datang, langsung mengucap kata maaf yang terselip kode keras.
"Mohon maaf lahir dan batin, yang gak ngasih THR gak di maapin"
Ayah Dirga langsung tertawa, lalu merogoh saku. Jemjem dan Lery yang duduk mengapit om Dheka menyipitkan mata.
"Uwaww apatu om merah-merah cakep"
"Pantas tangan gue gatel daritadi"
Lery dan Jemjem, paling memeriahkan suasana. Apalagi sejak hari pertama, mereka memakai baju yang kembar. Kayak Upin dan ipin. Memakai peci menambah kesan kalem dan agak seperti bocil juga.
Kalau kata mereka, dresscod tahun ini baju raya ala Malaysia.
Ayah Dirga jadi makin gemes sama mereka.
"Eh Derrel, udah dong makan nya Lo itu udah gembrott" usil Dirga, tiba-tiba berjongkok lalu merebut piring ketupat Derrel.
Iya, dia cemilin ketupat daritadi.
Ketupat doang gak pake apa apa. Dan orang rumah Dirga menyebutnya si anak lontong. Semua jenis lontong dia cemilin kayak makan snack.
"Njenn" Derrel mengadu. Matanya masih menatap lekat ke tv, membuat Jane yang wajahnya datar berangsur tertawa geli bersama Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Genç Kurgu"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...