(Awall ketikaa semuaa bermula)
****
Matahari kota jakarta hari ini terik padahal baru pukul delapan pagi. Rossa berulang kali melirik jam tangannya menghembuskan nafas jengah..
hari ini ia ada Interview dengan salah satu perusahaan ternama jam setengah sembilan dan sekarang ia masih terjebak macetnya jalanan..
"Belanda masih jauhh kali neng.." supir taxi yang ditumpanginya menyindir, Rossa menghela nafas.
"saya hampir telat pak.." ucapnya.
Ia membuka map ditanganya saat itulah selembar foto itu jatuh. Rossa mengambil foto itu. Foto seorang wanita bersama suami dan anaknya..
Sudah hampir setahun tapi Rossa belum berhasil bertemu dengan suami dan anak dari orang yang sudah berbaik hati mendonorkan jantung padanya itu.. ah bahkan namanya saja Rossa tidak tau.
"Maafin sayaa mbk Rania saya belum berhasil ketemu suami dan anak mbk.." gumam Rossa.
Ia mentap kesamping jendela mobil. Kenapa Rania memberinya amanah untuk menjaga anak dan suaminya?, maksudnya menjaga yang bagaimana?? Bukankah lelaki berkacamata itu sudah dewasa?
Rossa mnyentuh dadanya yang berdetak cepat selalu seperti saat Rossa menatap Foto lelaki itu, padahal hanya foto... entah karena apa rossa juga bingung ah mungkin Rania masih teramat mencintai lelaki itu.
***
Pemakaman umum itu hening... Menyisakan satu orang yang sudah ada disana sejak tiga puluh menit lalu.
Afgan... sudah mnjadi rutinitas setiap pagi ia akan mengunjungi makam istrinya berdiam disana lama mengingat semua kenangan.. terpekur meratapi semuanya..
"Hyy raa.. aku kangenn.. kamu pasti bahagia disana yaa.." ia bergumam menyentuh nisan bertuliskan nama RANIA CASANDRA istrinya yang ia panggil ra..
"Kenapa kamu gk pernah dateng ke mimpi aku ra.." ia bergumam lagi.
Hening tak ada jawaban tentu saja, setiap hari juga begitu.. tapi Afgan tak peduli.. tak peduli meski orang menganggapnya aneh karena berbicara sendiri dimakam..
Bagi Afgan ini adalah caranya untuk bisa tetap dekat dengan istrinya.. yang meninggal hampir setahun lalu karena kecelakaan tragis.. peristiwa yang membuat Afgan terpenjara rasa bersalah begitu dalam. Ia tak ada disamping Rania saat istrinya pergi untuk selamaya. Ia sedang ada urusan diluar kota saat kembali ia hrus menerima kenyataan istrinya sudah dimakamkan..
Hidup Afgan benar-benar hancur ia tak henti merutuki diri sendri.. depresi dengan semuanya membuatnya lebih senang menyendri.. menyalahkam diri sendiri ia mncintai wanita itu teramat dalam
Dan sejak saat itu ia memilih menutup diri dan hatinya.. membangun tembok kokoh dihatinya.. membuat dunianya sendiri.. dunia yang tidak seorangpun bisa menjangkaunya
Afgan menghela nafas lagi menyeka sudut matanya yang berair..
"Maafin aku raa.. harusnya aku gk ninggalin kamu.. harusnya aku terus disamping kamu.." Sesalnya.. Afgan menunduk dalam mengusap usap nisan istrinya..
Hening beberapa saat..
"Tapi kamu tenang aja sayang.. aku akan pastikan anak kita baik-baik aja.. aku cinta kamu raa sangatt dan selamanya. " ucapnya sebelum meletakan sebuket mawar putih berdoa lalu beranjak meninggalkan pemakaman..Hidup harus terus berlanjut meski dengan Afgan yang jauh berbeda.. Afgan yang dinginnya begitu membekukan
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Randomtentang Rossa yang harus berusaha menbus janjinya pada seseorangg.. seseorang yang begitu berjasa menyelamatkan nyawanya... tentang Afgan yang terpenjara rasa bersalahh yang membuatnya menghukum diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.. lalu saat ke...