Because You part 33

180 17 21
                                    


("Akhir atau tak berakhir..")


***

Tangan Afgan masih gemetar, ia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.. fikiranya sedang kacau sekali,
yaa tuhann ini semua pasti mimpi.. Mira pasti berbohong..

"Gk.. gk mungkin.." gumam Afgan lirih.. ia memukuli setir mobil frustasi..

kepalanya panjang tapi ia harus mencari tau kebenaranya.. mencari tau ada apa sbenarnya..

Fikiran Afgan teringat akan foto yang ia temukan dirumah Rossa. Apakah ada hubungnnya dengan semua ini?

Mobil afgan berhenti di rumah sakit.. ia langsung turun..
 
"Cari siap pak..?" sapa resepsionist.

"Dokter anita.." ucap Afgan serak..

"Dokter anita sedang bersiap siap akan ada jadwal operasi pak.."

"Saya mau ketemu dia sekarang.." gertak afgan tegas..

"Afgan.." suara itu memecah keributan yang hampir tejadi, Karena afgan ngotot..

"Maaf dok.. bpk ini maksa ketemu dokter.. "

"Kita harus bicara.. " nada suara afgan serak...

Dokter paruh baya itu melirik jam tanganya.. lalu menghela anfas panjang.. sesuatu yang tak diinginkan pasti terjadi.

"Jadwal operasi saya masih satu jam lagi... ayo afgan kita ngobroll diruangan saya.." ucap dokter itu ramah..

mencoba mentralisir keadaan larena ia tau efek dari pembicaraan ini mungkin akan sangat kuat bagi lelaki itu.

Afgan mengikuti langkah dokter anita menuju ruangannya.. mengunci pintu..

"Duduk gann apa kabarr?? Mau minum??" Dokter Anita tersnyum menuang segelas air putih menyodorkannya pada afgan..

Afgan menatap dokter pribadi keluarganya itu tajam.....

"Ada yang mau saya tanyakan dok.." ucap Afgan datar..

"Soal??"

"Kematian rania.."  suara afgan gemetar.. ia menatap dokter anita tajam.. yang ditatap diam mencoba untuk tetap bersikap setenang mungkin..

"Bilang sama saya dok.. apa bener Rania dimakamin tanpa jantungnya.." tanya Afgan dingin.. matanya panas menahan tangis, menahan emosi yang siap meledak.

Dokter Anita tau itu.. ia sudah mengenal afgan sejak  lelaki itu kecil....

"Jawab dokter.. apa bener ada orang yang udah lancang ngambil jantung rania tanpa sepengatahuan saya.." nada suara Afgan naik satu oktaf.. ia mencengkram ujung meja

Dokter Anita menghela nafas..
"Tahann afgann.. tenang.. saya bisa jelaskan semuanyaa."  Ucapnya.

Afgan memejamkan mata tubuhnya gemetar..

"Yahh Rania di makamin tanpa jantungnya itu bner.. tapi itu gk seperti yang kamu bayangin.."

"Kenapa gk ada satu orangpun yang ngasih tau saya soal inii.. kenapa.." Afgan membentak lagi.. nafasnya tersenggal..

"Rania yang minta kita buat gk cerita sama kamu gann.." sahut dokter Anita..

"Siapa yang udah ngambil jantung ra."

"Ra yang donorin jantungnya gann.. gk ada yang memaksa dia.. rania sendri yang minta jantungnya didonorkan.." Ucap dokter anita..

ia tau betul afgan pasti terpukul sekali dengan kabar ini.. tapi sekarang sudah saatnya afgan tau.. dokter Anita tidak tau siapa yang memberitahu Afgan soal ini..

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang