16. muncul rasa khawatir

63.1K 4.9K 768
                                    

HAI SEMUANYA GIMANA KABAR KALIAN?

AKHIRNYA UPDATE LAGI!!

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN FOLLOW NYA

TERIMAKASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA!

MAAF NYA KALAU ADA TYPO ATAU KURANG JELAS PASTI NANTI DI REVISI

happy reading!


~~~

Sekarang awan sudah berada dirumah sakit bersama langit dan sedang di periksa oleh dokter. Kalau boleh jujur langit sangat khawatir karena tampak wajah awan terlihat pucat. Langit juga tidak tau kenapa perasaan khawatir ini tiba-tiba muncul. Sebelumnya dia belum pernah merasakan hal ini.

Langit menatap wajah dokter "gimana keadaannya dok?"

"Kondisi dia sangat lemah akibat pukulan di wajahnya tapi mungkin karena ada tindakan fisik maupun mental kepada pasien membuat dia drop. Maka dari itu bisa mengakibatkan pingsan." Jelas dokter pada langit.

"Maksud dokter tindakan fisik maupun mental?" Tanya langit

"Mengalami kekerasan fisik ataupun bentakan yang bisa mengenai mental pasien. Yang saya liat mungkin ini dari orang terdekat ataupu  keluarga ya sendiri. Sebaiknya pasien juga harus istirahat dengan tenang, kalau tidak dia akan pingsan lagi."

Menghela nafasnya "baik kalau gitu saya permisi dulu. Kalau sudah bangun kamu bisa kabari saya." Ucap dokter sambil keluar dari kamar pasien–awan.

Langit duduk di samping brankar yang di tiduri awan. Langit memegang sebelah tangan awan.

"Bangun ya? Gua khawatir sama lu."

Apakah langit sudah mulai mencintai awan? Benar-benar mimpi rasanya kalau langit sudah berubah. Awan mendengar jelas ucapan langit tadi. Karena awan sudah sedikit membuka matanya.

"Kak l-langit? Ini dimana?" Ucap awan sambil memposisikan badannya duduk di brankar.

"Ada yang sakit? Udah gapapa? Kerasa apa gitu? Gimana keadaan lo?"

Diam

"Lagi laper? Gua pesenin makanannya? Lu mau apa? Semua menu disini aj--"

Awan menggelengkan kepalanya "kak langit."

"Iya gua disini awan."

Awan tersenyum tipis

"Kok senyum? Gua salah ya? Perasaan gua pake baju enggak kebalik."

"Aku seneng kak langit kayak gini."

Langit memegang kepala awan dan mengacak-acak rambutnya.

"Ih jadi berantakan rambutnya." Kesal awan atas perlakuan langit tadi.

"Masih sama."

Awan mengernyitkan matanya "masih sama apanya kak?"

"Masih sama cantiknya"

"Ini kak langit lagi gombal atau–?"

Langit menggelengkan kepala "gua serius."

"Aku enggak percaya. Liat aja muka kak langit kelia--"

Cup

Terasa benda kenyal mendarat pada bibir awan. Langit telah mencuri ciuman pertamanya. Sontak awan langsung membekap mulut.

"Baru pertama kali, hm?"

Awan mendengus kesal "ih kak langit! Kamu udah nyuri"

"Nyuri apa?"

AWAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang