17. pengirim rahasia

57.8K 4.6K 818
                                    

HAI SEMUANYA GIMANA KABAR KALIAN?

AKHIRNYA UPDATE LAGI

KANGEN BANGET SEMINGGU ENGGAK UPDATE CERITA INI!!!

MAAF BANGET UPDATE NYA LAMA DIKARENAKAN AKU LAGI UJIAN SEKOLAH TAPI UDAH SELESAI SEKARANG🙏

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN FOLLOW NYA

TERIMAKASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA

MAAF NYA KALAU ADA TYPO ATAU KURANG JELAS PASTI NANTI DI REVISI

happy reading!

~~~

"Berani lo sama gua, hah?"

Awan menaikkan satu alisnya "aku itu cuman nginep aja. Kenapa abang harus marah kayak gini?"

"Karena gua benci lo!" Ketus ivan

"abang benci aja sama aku tapi jangan pernah–"

Plak

Satu tamparan lagi-lagi mendarat pada pipi awan. Sakit. Dia merasa tidak ada untungnya untuk berdamai dengan ivan. Awan memegangi sebelah pipinya yang nampak merah. Menatap manik-manik mata ivan.

"Aku capek bang!"

Ivan mendengus kesal "capek? Yang ada gua lebih capek ngurus adek jalang kayak lo" ucap ivan sambil tersenyum jahat.

"Aku enggak ngerti, apa yang terjadi dulu sampai abang benci sama aku? Asal abang tau, aku juga muak sama dunia ini yang seakan enggak pernah berpihak sama awan"

"Capek rasanya pura-pura bahagia di depan semua orang! Lebih baik aku–"

Ivan memutar bola matanya jengah "LO MAU MATI JUGA GUA ENGGAK PEDULI!"

"Malah lebih baik lo mati daripada harus menderita kayak gini kan?" Sambung ivan sambil berbisik

Tess

Cairan bening itu sudah membanjiri pipi mulusnya. Awan tidak bisa menahan tangisan dari semua perlakuan ivan pada dirinya. Tidak kuat lebih tepatnya. Apa ini harus di akhiri saja?

Semua nya terasa berat. Detak jantungnya terasa begitu cepat. Perasaan awan telah bercampur aduk menjadi sedih, tawa, bahagia. Tapi hari ini tidak ada yang namanya bahagia. Melainkan tangisan yang sudah awan keluarkan.

Hidup memang sulit menjalani dengan bersyukur, awan pun sudah lakukan. Apalagi kalau bukan mengakhiri segalanya?

"Adek kayak lo tuh enggak harusnya ada di rumah ini dan jalang kayak lo juga enggak pantes tempatin rumah ini!"

Awan membulatkan matanya "STOP BANG! BERHENTI BUAT OMONG KOSONG NYA"

Bruk

Awan di dorong sampai terbentur pintu. Menahan rasa sakit dengan rintihan kecil. Awan terus berdoa pada tuhan agar diberi kesabaran saat disiksa seperti ini.

"Lo tuh jalang"

"cewe lemah"

"pembawa sial"

"Mura–"

Awan menghelas nafasnya pelan "UDAH CUKUP BANG!"

memegang dadanya kuat "sakit..sakitt bang disini. kayaknya semua orang bener-bener benci aku ya? Sebenernya apa salah aku sampai semua orang enggak pern–"

AWAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang