HAII SEMUANYA GIMANA KABAR KALIAN?
AKHIRNYA UPDATE LAGI!!
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN FOLLOW NYA
TERIMAKASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA!
MAAF NYA KALAU ADA TYPO ATAU KURANG JELAS PASTI NANTI DI REVISI
happy reading!
~~~
Setelah dari rumah sakit awan langsung di antar oleh reno dan untuk kiara sudah pulang sendiri naik ojek, sebenernya awan mengajak kiara untuk bareng tapi katanya dia lagi ada urusan, akhirnya sampai juga di rumah awan."Kak reno makasih ya udah mau nganterin."
Mengangguk pelan "iyaa hati-hati awan." Ujar reno.
Awan langsung keluar dari mobil reno dan masuk ke dalam rumah nya.
Ceklek
"Ngapain lu pulang?" Ucap abang sambil berjalan ke arah awan yang letak nya ada di depan pintu masuk.
Melirik ke ivan "maksud abang?" Tanya awan bingung.
"Lu nggak usah pulang aja sekalian! Gua tau pasti lu abis tidur sama cowo kan di luar?" Tuduh ivan pada awan
Menggelangkan kepala tak percaya atas ucapan abang nya tadi "aku nggak pernah lakuin hal se keji itu bang!" Bentak awan.
Plak
"UDAH BERANI LU SAMA GUA?" Ivan mengambil tongkat baseball yang ada di samping tv.
Bugh
Suara benturan tongkat baseball itu melayang ke tubuh awan dan membuat dia meringis kesakitan.
"abang...ashh...kenapa sih?!?" Ringis awan terhadap luka di sikunya.
"TANYA AJA KE DIRI LU SENDIRI APA SALAH LU!" setelah itu ivan pergi keluar dari rumah.
Setiap hari di siksa oleh abangnya dan di acuhkan oleh langit. Kalau memang awan mempunya takdir seperti ini, dia terima karena mungkin akan ada jalannya di setiap masalah yang akan dia lewati.
Kamar
08.00 wibSinar matahari pagi menerobos kamar awan yang berwarna coklat, itu warna kesukaannya. Di setiap bangun pagi awan selalu teringat dengan kedua orang tua nya. Bayangan kenangan masa lalu itu muncul saat dia terbangun dari tidurnya.
Sedikit pun tidak ada sisa kenangan dengan orang tua nya. Awan sudah mencari dimana pun nggak ada. Dia selalu berfikir kalau orang tua nya masih hidup sampai saat ini mungkin belum terungkap saja semua rahasia yang awan pun belum tau.
Ting
Suara notifikasi itu membuat awan langsung beranjak dari tempat tidur nya dan meraih ponsel yang awan letakan di samping kasur nya.
Kiara
Kiara: awan gua ada di depan rumah lu
Kiara: ayo keluar panas nih gua keburu mendidih kalau kelamaan
Anda: iya tunggu
"Luka nya di tutupin pake bedak aja kali ya?" Gumam awan sambil mengambil peralatan makeup yang ada di meja rias.
Awan berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian. Tak butuh waktu lama dia langsung menuruni tangga dan membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil"Gua mau lu jadi pacar gua!" Langit mendekatkan wajah nya pada awan "Aku nggak mau!" Tolak awan Menghela nafasnya "harus mau! Tepat pada hari ini lu resmi jadi pacar langit rajanendra putra." "Enggak ada penolakan," °°° Berawal dari sana, mereka...