Haii apa kabar fren?
Semoga kalian dalam kondisi yang baik dan sehat aamiin!
Aku mau ngucapin terimakasih sudah mau mendukung cerita ini apalagi sampai vote ataupun komen. Aku bersyukur banget! Oh iya kalau kalian tau umur aku masih 15 tahun hehe.. jadi kalau aku masih ada kesalahan dalam menulis aku minta maaf ya. Pasti aku akan revisi!! ❤️
Jujur, aku kira enggak bisa sampai sini. Tau nya Allah punya rencana lain supaya aku enggak gabut di rumah aja. Terimakasih pembaca atau teman-teman rp yang udah mau membaca ceritaku dan bergabung bersama keluarga
cerita AWAN!Ada yang ingin di sampaikan sama author?
Oh iya sebelum lanjut, kalian udah follow @wattpadlyys @marrshi_ @theverofc @antialigatorzone ?
Yuk buruan follow ❤️Yuk join gc WhatsApp bareng teman-teman rp! Kalian tinggal klik link di bio wattpad aku! Oh iya, sebentar lagi grup ini akan di tutup
Happy reading!!
~~~
Berdiri kaku menatap kedua mata laki-laki itu. Teriakan dari semua orang yang ada di tengah lapangan membuat awan risih. Apalagi teman-temannya meminta awan untuk menolak permintaan maaf cowok itu. Bukannya menjauh, namun awan hanya perlu waktu.
Langit tetap memegang tangan awan dengan lembut sambil tersenyum. Acara itu menjadi hening ketika langit langsung memeluknya. Tapi perempuan itu malah terdiam.
Langit melepaskan pelukannya. "Jadi gimana?" Ujarnya pada awan.
Semua teriakan itu membuat awan menghela nafasnya. Sungguh berat untuk menjawab. Malah awan ingin menghindarinya. Tapi langkah kaki pun awan sulit untuk di gerakan. Karena dia melihat manik mata lelaki itu yang tulus.
The vero yang melihat ketuanya itu menggelengkan kepala tak percaya serentak. Apalagi disitu ada erlangga yang menatap langit tak acuh. Dengan bersamaan kafka dan rivan berjalan sambil berdiri disebelah langit.
"Lang, semalem habis solat taubat?" Bisik rivan membuat langit menoleh.
Kafka menganggukkan kepala. "Mungkin dia lelah," ucapnya sendiri.
"Si bos salah makan? Sejak kapan jadi romantis gini?" Tambah rivan.
"Mata batinnya udah di buka kali,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Gua mau lu jadi pacar gua!" Langit mendekatkan wajah nya pada awan "Aku nggak mau!" Tolak awan Menghela nafasnya "harus mau! Tepat pada hari ini lu resmi jadi pacar langit rajanendra putra." "Enggak ada penolakan," °°° Berawal dari sana, mereka...