28. sebuah tantangan

65K 4.8K 1.2K
                                    

Hallo gimana kabar kalian semua? Yang lagi pada ujian, semangat!

Kalau ada ejaan kata atau penulisannya salah. Aku pasti akan revisi. Mohon maklum semuanya karena ìni pertama kali aku bikin cerita dan akan di lanjutkan 🙏

Mohon bijak dalam pengambilan amanat dari isi cerita ini ya.

Sudah vote?

Sudah follow?

Sebelum kita mulai part ini jangan lupa untuk follow instagram @wattpadlyys karena banyak update-an ceritaku disana.

Happy reading!!

~~~

Universitas yang di tempati oleh langit dan teman-temannya adalah salah satu universitas favorite di jakarta. Bukan lagi soal percintaan yang geng vero pikirkan melainkan pertandingan balapan motor yang di ajak oleh bara.

Informasi tersebut muncul dari erlangga yang berkuliah di tempat lain dan satu universitas dengan albara wiliam. Berita tersebut membuat geng vero heboh. Termasuk kafka dan rivan. Mereka semua sedang berkumpul dimarkas dan memikirkan strategi untuk balapan motor besok malam.

"Kira-kira alena masih suka sama gua enggak ya? Mungkin gua harus nunggu sampai alena sadar bahwa gua memang yang terbaik," ucap rivan membuat salah satu geng vero yaitu atlas menoleh kepadanya.

"Kenapa harus alena? Masih ada kan perempuan baik diluar sana selain dia?" Timbal langit sembari mengambil sebatang rokok didepan mejanya.

"Seharusnya waktu itu lu sadar kalau mainin perempuan itu enggak baik. Nanti akibatnya ke lu sendiri," ujar chiko

"Menunggu itu enggak pernah mudah apalagi yang ditunggu enggak pernah tau," tambah atlas yang berada disebelah langit.

Kafka menggelengkan kepalanya tak percaya. "Atlas kapan sih lo enggak pinter?" Ucapnya baru datang dari luar.

"emang udah pinter gua tuh! Kalian aja yang baru sadar," jawab atlas

"Las, kiara boleh buat gua enggak sih? Cantik banget nih liat," sahut chiko dari belakang sembari memperlihatkan foto instagram kiara.

Atlas menghela nafasnya. "Berani lu saingan sama gua?"

"Langit, lu di ajakin balapan sama bara. Besok malem," ujar erlangga yang juga baru datang dan langsung duduk disebelah langit. "Kemaren gua ketemu sama bara di koridor kampus. Bara bilang kalau dia pengen lawan lo,"

"Bilangin ke bara, gua tunggu besok malem," balas langit dengan nada dingin. Semua anggota vero terkejut kalau pemimpinnya menyetujui balapan tersebut.

"Lu seriusan, ngit? Jangan sampai ini cuman permainan mereka. Gua tau banget bara itu ide jahatnya numpuk dikepala. Jadi enggak ada salahnya kan kita hati-hati?" Tanya rivan membuat langit mengangguk setuju.

"Kalau gitu sekarang kita buat strategi," jawab langit sambil berdiri kedepan teman-temannya.

"Chiko enggak ikut ya bang? Takut di gigit,"

Kafka tertawa hambar. "Emang lo kira si bara nyamuk? Ada-ada aja lo bocil!"

"Gua bukan bocil astaga! Udah sma gini woy," ketus chiko pada kafka. "Tapi bang kita di buat dari apasih?"

"Dari terigu terus dicampur telur jadi deh kue nastar. Katanya bukan bocil masa gitu aja enggak tau," jawab erlangga

Setelah percakapan tersebut tiba-tiba atlas berdiri dengan wajah khawatir. Cowok itu langsung mengambil jaket yang terletak di kursinya.

AWAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang