Hallo gimana kabar kalian semua? Masih suka di ghosting?
Kalau ada ejaan kata atau penulisannya salah. Aku pasti akan revisi. Mohon maklum semuanya karena ìni pertama kali aku bikin cerita yang akan di lanjutkan sampai ending. Doain semuanya 🙏
Mohon bijak dalam pengambilan amanat dari isi cerita ini ya.
Sudah vote?
Sudah follow?
Sebelum kita mulai part ini jangan lupa untuk follow instagram @wattpadlyys karena banyak update-an ceritaku disana.
Happy reading!!
~~~
"Bagaimana para hadirin anak saya cocok dengan clara tidak? Tentu saja cocok karena itu memang sudah saya pikirkan matang-matang. Menurut saya sebagai ayahnya, clara memang sudah paling pas untuk mendampingi langit. Bukan seperti perempuan diluar sana yang tidak berkelas," jelas ayah langit.
"Kamu setuju kan?" Ayahnya menoleh pada langit memastikan jawabannya agar setuju.
Langit menggangguk lumayan ragu. "Iya saya setuju," ucapnya.
Semua orang yang berada diruangan tersebut bertepuk tangan. Mungkin ini baru calon tunangan untuk langit. Tapi kita tidak tau kedepannya seperti apa. Cowo itu menghela nafasnya pelan. Langit melihat awan telah pergi dari sini. Dia tau bahwa mungkin awan kecewa dengan semua ini. Padahal cowo itu pun tidak tau kalau dia punya calon tunangan.
Trotoar menjadi saksi kekecewaan awan. Mungkin batas sabar manusia itu terbatas. bukan lagi soal mencintai tapi soal bagaimana menghargai seorang perempuan. Awan duduk di trotoar jalan sambil membawa sepatu heels. Dia sudah tidak kuat untuk memakai sepatu itu.
"Kayak gembel aja sih duduk disini," Ujar reno sambil turun dari motornya. Awan mendongakkan kepalanya melihat cowo yang berdiri di depannya ternyata dia reno.
"Kak reno ngapain disini?" Tanya awan
"Cari angin malem aja, lo sendiri ngapain disini?" Ucal reno berbalik tanya pada awan.
"Lagi nunggu taksi tapi enggak dateng-dateng," jawab awan
"Mana ada taksi jam segini. Liat sekarang itu udah jam 9 malem. Mendingan lu pulang sama gue aja. Dijamin aman sentosa," tutur reno membuat awan mengelum senyumnya. Awan berdiri sejajar dengan reno.
"Tapi emang gapapa kak?"
Reno sedikit tertawa. "Lu kayak sama siapa aja sih! Iya boleh lah. Tadi juga kan gue yang tawarin," ujar reno.
"Yaudah ayo kak," setelah ucapan awan itu reno langung mengambil satu helm yang sudah ia siapkan. Reno dengan hati-hati memakaikan helm tersebut dikepala awan.
Reno menyuruh awan segera naik motornya. Dengan cepat awan mengerti apa yang dimaksud reno. Cowo dengan memakai jaket jeans biru tua yang mengendarai motor ninjanya sudah menacpakan gas dan menuju pekarangan rumah awan. Disatu sisi awan memikirkan betapa baiknya reno yang selalu ada buat dirinya kapanpun. Tapi ada juga langit, cowo yang ia cintai.
Pemandangan malam ini dengan bintang-bintang di langit membuat malam menjadi terang. Reno mengendarai motor dengan kecepatan rata-rata. Cowo itu tidak mau akan hal membahayakan bagi wanita yang ia sukai sejak sma yaitu awan shakira mahendra.
Reno memberhentikan motornya tepat didepan rumah awan. "Udah sampai," ujarnya membuat awan langsung turun dari motor dan membuka helm yang lumayan sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Gua mau lu jadi pacar gua!" Langit mendekatkan wajah nya pada awan "Aku nggak mau!" Tolak awan Menghela nafasnya "harus mau! Tepat pada hari ini lu resmi jadi pacar langit rajanendra putra." "Enggak ada penolakan," °°° Berawal dari sana, mereka...