35. mimpi buruk

47.6K 4.4K 1.3K
                                    

Yuk siapkan mental sebelum membaca

Kalau udah baca ini jangan baku hantam saya fren 🙏

Semisal ada kesalahan penggunaan kata atau tanda baca. Tolong kasih tau aku ya. Supaya nanti aku revisi.

THANK U ALL!! ENGGAK DI SANGKA BISA SAMPAI 2K VOTE !! 🤍

Jangan lupa follow instagram @wattpadlyys @theverofc @marrshi_

Awas aja kalian cuman baca doang tapi enggak vote sama komen 😡


Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!!

~~~

Kiara menepuk kedua pipi awan. Sungguh kesal karena sahabatnya ini sedari tadi belum bangun dari tidurnya. "SAHUR! SAHUR WOY! UDAH JAM 9 PAGI!"

Tentu saja awan langsung membuka matanya perlahan, dan melihat sekitarnya. Cahaya matahari pun masuk ke dalam kamar bernuasa abu-abu milik kiara. Semalam mereka semua tidak pulang ke rumah masing-masing. Itu juga karena permintaan kiara. Kedua sahabat yang lain–sheila dan fani melihat wajah awan tampak pucat sehabis bangun.

"Lo mimpi apa wan? Sampai muka lo pucet gitu," tanya fani saat melihat awan yang baru bangun.

"Mimpi gua mati," awan langsung memposisikan tubuhnya untuk duduk sejajar dengan sahabatnya yang lain.

Kiara memegang jidat sahabatnya itu.
"Saha maneh? Enggal kaluar siah!" 

"Emang dikira awan kesurupan?" Celetuk sheila pada kiara. "Dia cuman mimpi buruk,"

"Lain kali baca doa dulu sebelum tidur," ujar fani menasehati awan.

"Kayaknya mimpi itu akan jadi kenyataan," ujar awan membuat kiara menggelengkan kepalanya.

"Mimpi itu bunga tidur, bukan penentu takdir. Contohnya gua mimpi jadi pinter kayak maudy ayunda, enggak tuh tetep aja begini," balas kiara dengan tegas.

"Mimpi lo ketinggan jadi maudy ayunda, ra." Ledek fani.

"Gua juga mimpi jadi orang bahagia, enggak bahagia-bahagia sampai sekarang," ucap awan pada kiara.

"Itu namanya di uji, sampai mana lo kuat," sahut fani sambil membawa makanan dari bunda kiara.

Sheila mengangguk setuju. "Nanti hadiah nya setimpal sama apa yang lo jalanin, inget Allah itu baik, awan."

"Mendingan sekarang kita sarapan dulu, tadi bunda kiara udah nanyain," ajak fani untuk makan sarapan.

Setelah itu mereka semua mengikuti ajakan fani untuk makan. Apalagi sheila yang sangat lahap seperti orang kelaparan. Kiara yang melihat itu tertawa. Fani pun ikut juga. Kecuali awan yang masih diam karena memikirkan mimpi itu mungkin akan menjadi kenyataan.

AWAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang