Chapter 18 : Firasat

2.9K 375 42
                                    

"Begitu ya, kalau begitu terima kasih atas kerjasamamu Mei-san."

"Jika kau perlu sesuatu hubungi aku lagi, tentu harus ada bayarannya untuk itu."

Pria itu menyeringai. "Baiklah."

Mei Mei. Bukan hal yang aneh jika ia bisa bekerjasama dengan siapapun. Asalkan ada bayaran ia bisa bekerjasama dengan siapa saja. Bahkan ia kini menerima permintaan Zenin Naoya untuk memata-matai Fushiguro dan Gojou. Jadi itu sebabnya gagak yang sebelumnya bertengger di pohon itu tidak bergerak padahal dibawahnya terjadi keributan (akhir di chapter sebelumnya).

Mei Mei pun beranjak dari tempat itu sebelum ada yang tau ia baru saja menemui Naoya, bahkan mungkin jika Gojou mengetahuinya mungkin ia akan berada dalam masalah.

Naoya sendiri kini berjalan santai di area hutan. Entah sejak kapan ia mulai tertarik dengan Fushiguro ia tidak ingat. Ia bahkan membayar Mei Mei untuk memata-matai pemuda tersebut. Jika statusnya sendiri, mungkin Naoya akan lebih leluasa mendekatinya namun yang menjadi masalah adalah kekasih dari pemuda incarannya adalah Gojou Satoru. Ia cukup waras untuk tidak terlibat dalam perkelahian dengan Gojou. Gojou adalah manusia yang kuat, ia akui itu. Bahkan Gojou dulu bisa mengalahkan seseorang yang ia kagumi walaupun ia tidak mau mengakui jika ia mengagumi pria tersebut. Pria yang tak lain adalah ayah Fushiguro Megumi sendiri.

"Dia benar-benar mirip denganmu Toji."

Naoya mengingat kembali pria itu. Pria yang tak lain adalah sepupunya sendiri, Fushiguro Toji. Dengan kata lain Naoya adalah paman Fushiguro Megumi. Ia mengingat dengan jelas pria yang pernah mengisi ruang di hatinya walaupun ia tutupi dengan rasa kebencian. Wajahnya, tubuhnya dan bekas luka di bibirnya masih Naoya ingat dengan jelas.

"Aku malah mengingatnya." Naoya menunduk dan menghentikan langkahnya. Sudah lama pria itu mati dan Naoya masih belum bisa melupakannya.

Flashback

"Hahaha dasar payah." Sosok anak kecil mungkin sekitar 10 tahunan baru saja menyiramkan segelas air pada sosok pemuda berambut seleher dengan luka di bibirnya. Pemuda itu hanya mendengus dan tidak memberi perlawanan berarti pada anak tersebut.

"Kau takut padaku kan? Hahaha.."

Grebbb

Anak itu harus meronta ketika pemuda dengan luka di sudut bibirnya itu meraih salah satu kaki bocah tersebut dan membalikkannya dengan posisi kaki diatas dan kepala dibawah.

"Kau tidak pernah puas ya jika tidak mengerjaiku sehari saja." pemuda itu malah menggoyangkan kaki sang bocah sampai bocah yang diketahui adalah Naoya tersebut merasa sedikit pusing dengan posisi kaki diatas.

"Lepaskan aku Toji!"

"Dasar tidak sopan." Pemuda yang dipanggil Toji pada akhirnya menurunkan Naoya. Ketika Naoya telah duduk di tatami kepalanya langsung ditepuk beberapa kali oleh Toji.

"Aku masih memaklumi sifatmu saat ini karena kau masih bocah, tapi jika kau sudah dewasa mungkin kita akan benar-benar berkelahi karena hal ini.

"Uruse! Saat aku dewasa nanti aku akan mengalahkanmu! Itu sudah pasti!

Toji hanya tertawa melihat kesungguhan Naoya ketika mengucapkan kalimat yang sama hampir setiap hari jika Toji membalas perbuatan jahilnya.

End of Flashback

"Kau yang waktu itu menyerang Megumi kan?"

Naoya berbalik dan langsung melompat mundur ketika mendengar sebuah suara. Kini dihadapannya berdiri Yuuta yang kebetulan lewat juga ke hutan ini.

PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang