Fushiguro tidak pernah melihat Gojou bertarung sampai sejauh ini. Biasanya Gojou hanya mengerahkan sedikit kemampuannya itupun tidak ada lecet sedikit pun di tubuh pria tersebut karena teknik yang ia miliki. Tapi lihat sekarang? Wajahnya bahkan tampak kotor karena pertarungan antara ia dengan pria yang baru Fushiguro ketahui adalah ayah kandungnya. Ia tidak ingat wajah sang ayah jadi wajar ketika mereka bertemu Fushiguro tidak menduga bahwa pria itu adalah ayahnya. Sang ayah menghilang sejak ia masih kecil dan saat itu Gojou lah yang tiba-tiba datang, menjadi walinya dan sekarang bahkan telah menjadi pendamping hidupnya.
"Kuakui kau memang hebat Toji tapi tetap aku lah manusia terkuat." ujar Gojou yang masih saling menyerang dengan Toji.
"Manusia terkuat bahkan babak belur karena melawanku yang tidak memiliki energi kutukan." balas Toji dengan senyuman remeh.
Pohon di sekitar hampir semuanya roboh, tanah juga banyak meninggalkan lubang besar akibat pertarungan mereka. Fushiguro hanya menyaksikan karena Gojou melarangnya mendekat, selain itu ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia pernah ingat memiliki seorang ayah namun ayahnya yang tidak bertanggung jawab itu meninggalkannya dengan sang kakak. Saat itulah Gojou muncul dan mengasuh dirinya.
"Megumi!"
Fushiguro tersentak ketika Gojou menyerukan namanya. Satu centi lagi pedang yang dibawa Toji hampir menembus tubuh Fushiguro namun terlihat sekali pria itu berusaha agar tidak membunuh anaknya sendiri.
"Kau pikir aku semudah itu kau kendalikan ha?" ujar Toji yang sepertinya berbicara dengan orang yang mengendalikannya. Ia berusaha lebih keras agar bisa menarik pedang itu menjauhi tubuh Fushiguro. Gojou tampak tidak bergerak, entah ia terluka atau bagaimana Fushiguro tidak tau karena ia daritadi tidak fokus.
Di sisi lain pria berambut hitam diikat yang tak lain adalah Naoki membelalakan matanya, tidak percaya ada yang bisa melawan untuk dikendalikan. Ini pertama kali bagi Naoki ada yang mampu melawan teknik yang ia miliki. "Sial bagaimana ini bisa terjadi?" gumamnya pada diri sendiri. Ia pun menggunakan lebih banyak kekuatan agar pionnya itu bisa ia kendalikan kembali.
Kembali ke tempat pertarungan, Toji masih berusaha menjauhkan pedang itu dari Fushiguro. Fushiguro sendiri tidak bisa bergerak karena tubuhnya ternyata telah dikunci oleh sulur yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah dan melilit tubuhnya.
"Hei bagaimana rasanya bertemu dengan ayahmu dalam kondisi seperti ini hm?" ujar Toji tiba-tiba pada Fushiguro yang berusaha melepaskan diri dari sulur yang melilit tubuhnya.
"Huh? Aku tidak merasakan apapun." balas Fushiguro
"Jadi begitu. Wajar jika kau tidak merasakan apapun. Aku tidak pernah memberikan kasih sayang seorang ayah padamu bukan?"
Fushiguro kini hanya terdiam tapi tatapannya mulai melunak ketika melihat senyum getir sang ayah.
"Aku adalah ayah paling buruk di dunia ini dan sialnya kau yang harus menerima kenyataan bahwa kau lah yang memiliki ayah terburuk."
Pedang itu kembali mendekat ke tubuh Fushiguro namun sebisa mungkin Toji menariknya kembali.
"Aku boleh meminta sesuatu padamu? hanya satu yang aku minta sebagai salam perpisahan kita." Pedang itu semakin mendekat bahkan kini telah menembus sedikit sulur yang mengikat tubuh Fushiguro.
"A-apa?"
Toji tersenyum teduh. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali memperlihatkan senyuman seperti itu. "Bisa kau memanggilku ayah sekali lagi?"
