Menjadi pendamping hidup kepala clan Gojou terlebih sebelumnya kau ditunjuk sebagai kepala clan Zenin tentu saja membuat heboh. Tentu saja heboh, bukankah daridulu dua clan itu adalah musuh besar? Tapi kini mereka malah bersatu dan tentu itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa bagi masyarakat yang tau akan dunia jujutsu.
Jika ditanya pada Megumi bagaimana rasanya ketika kini telah menikah dengan Satoru tentu saja rasanya campur aduk. Ada rasa bahagia yang ia rasakan ketika pada akhirnya mereka disatukan dalam ikatan pernikahan. Ada rasa risih ketika beberapa orang tidak menyetujui adanya pernikahan ini. Terakhir ada rasa khawatir karena dengan menyatunya mereka berdua akan semakin banyak musuh yang mengincar nyawa mereka.
Megumi memang mengakui Gojou adalah manusia yang kuat, ia bahkan diakui sebagai manusia terkuat. Tapi ketika musuh menyadari kelemahannya pasti Satoru akan dengan cepat dikalahkan, dan kelemahan Satoru tentu saja hanya satu orang yaitu Megumi sendiri. Tentu semua orang tau bagaimana egoisnya Satoru namun jika itu menyangkut Megumi rasa egoisnya akan hilang begitu saja.
Pernah sekali Megumi tidak mampu menandingi seorang shaman yang datang untuk memburu Satoru. Ia dijadikan sandera dan Satoru awalnya tidak mau melawan karena tidak mau Megumi terluka. Namun disaat yang tak terduga Satoru pada akhirnya bisa mengelabui musuh. Ia bisa merebut Megumi kembali. Semenjak saat itu Megumi terus meminta Satoru melatihnya agar menjadi lebih kuat.
"Sayang, apa lagi yang kau pikirkan?" Satoru datang-datang langsung memeluk pinggang Megumi dari belakang. Ketika melihat istrinya itu melamun di depan cermin membuat Satoru pada akhirnya menghampiri Megumi.
"Tidak ada."
"Tidak ada gunanya berbohong."
Megumi menghela nafas dan berbalik. Satoru kini telah melepas penutup matanya diganti dengan kacamata hitam yang kerap kali ia pakai di apartemen mereka.
Apartemen? Tentu saja. Mereka memutuskan membeli apartemen agar tidak tinggal di kediaman Gojou. Walaupun di tempat itu mereka yang berada di lingkungan clan Gojou takut pada Satoru tapi tetap saja mereka masih tidak menerima kehadiran Megumi disana karena itu Satoru membeli apartemen dan sesekali pulang hanya untuk mengurus urusan penting yang berhubungan dengan clan.
"Aku hanya berpikir untuk menjadi lebih kuat."
"Ahahaha Megumi-chan~ Jangan bilang kau memikirkan tentang dirimu yang menjadi kelemahanku untuk saat ini iya kan?" Satoru tau apapun itu tentang Megumi, bahkan ia tau Megumi tengah memikirkan apa padahal menurut Satoru Megumi bukanlah kelemahannya, itu hanya pemikiran Megumi saja.
Megumi cemberut lalu memalingkan wajahnya. "Memang kenapa?"
"Kau bukanlah kelemahanku, satu-satunya yang membuatku lemah karenamu hanya saat kita di ranjang."
Satoru langsung mendapat geplakan di bahunya setelah ia mengucapkan hal itu. Wajah Megumi bahkan memerah setelah mendengar ucapan Satoru. Disaat ia serius kenapa suaminya ini malah mengajaknya bercanda? Satoru memang selalu membuatnya kerap kali naik darah.
"Uhh manisnya istriku~"
"Mandi sana! Aku akan buatkan makan malam." balas Megumi galak sebelum beranjak dari kamar mereka menuju dapur. Pada akhirnya ia yang mengerjakan pekerjaan rumah daripada Satoru mengeluarkan uang untuk membayar maid. Lagipula Megumi sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah dari kecil jadi ia sama sekali tidak keberatan.
"Hai hai~"
.
Mata Megumi berkedip beberapa kali sementara Satoru melayangkan tatapan permusuhan ketika melihat Naoya dan Yuuta bertamu ke apartemen mereka. Untuk apa dua manusia ini ada disini?
"Okkutsu-senpai, Zenin-san.."
"Yo Fushiguro, lama tidak bertemu." Yuuta tersenyum kearah Megumi. Pemuda itu lebih tinggi dari terakhir kali mereka bertemu.
"Silakan masuk dulu." Megumi mempersilakan dua orang itu masuk ke apartemen mereka, sepertinya ada hal penting sampai mereka datang kesini.
"Jadi apa yang membuat kalian sampai datang kesini?" tanya Satoru setelah Yuuta dan Naoya meminum teh yang dibuatkan Megumi.
"To the point sekali, kau tidak mau basa-basi dulu Satoru-kun?" ucap Naoya disertai dengan seringaiannya.
"Tidak. Aku masih belum bisa mempercayai kalian sepenuhnya walaupun status Megumi kini adalah istriku."
Naoya memutar bola matanya malas, Yuuta hanya menghela nafas pasrah. Salah mereka juga dulu tetap mendekati Megumi padahal tau Megumi sudah menjadi milik Satoru.
"Baiklah kami akan beritahu tujuan kami datang kesini. Kami hanya datang untuk memberitahu ada pergerakan dari beberapa musuh yang mengincar jari Sukuna. Mereka tau jari-jari itu ada pada Fushiguro." ucap Yuuta.
"Apa kalian tau bagaimana ciri-cirinya?"
"Kami belum tau, yang kami tau ada pergerakan dari mereka. Tujuan kami disini juga untuk mencari tau bukan sekedar memberitahu kalian saja."
Satoru melirik kearah Megumi, pemuda itu hanya terdiam dengan pikirannya sendiri, sepertinya ia mulai berpikir berlebihan lagi.
"Hanya satu informasi yang bisa kami dapatkan mengenai mereka, mereka telah hidup lebih dari ratusan tahun yang lalu."
Rahang Satoru mengeras, jika benar mereka telah hidup selama itu ia harus hati-hati dalam mengambil tindakan. Hidup ratusan tahun lalu pastilah kemampuan dan pengetahuan mereka tentang jujutsu sangat luas.
.
Megumi belum bisa tidur. Kedatangan Naoya dan Yuuta benar-benar membuatnya kepikiran sampai ia tidak bisa tidur seperti ini.
"Megumi kau harus tidur." tegur Satoru karena sedari tadi Megumi belum tidur, untuk Satoru sendiri ia masih sibuk dengan smartphonenya untuk mencari informasi.
"Aku belum mengantuk Satoru-san."
Sebenarnya Megumi bingung memanggil Satoru seperti apa. Jika ia memanggil Satoru saja, ia berpikir perbandingan umurnya dan Satoru cukup jauh jadi tidak enak rasanya hanya memanggil Satoru. Jika ia masih memanggil dengan nama marga Gojou akan kedengaran aneh karena mereka telah menikah. Jadi ia memutuskan untuk memanggil Satoru-san saja. Satoru sendiri tidak masalah Megumi mau memanggilnya seperti apa.
"Kau berpikir berlebihan lagi karena itu kau tidak bisa tidur."
"Bukannya begitu--" Megumi duduk dari posisi yang sebelumnya rebahan di tempat tidur.
"Kau pikir aku sudah berapa lama mengenalmu? Satu tahun? Aku mengasuhmu sudah belasan tahun bahkan kini kau telah menjadi pendamping hidupku."
Megumi terdiam setelahnya.
"Kalau kau tidak mau tidur maka aku akan memaksamu untuk menutup mata sekarang Megumi" ucap Satoru lalu ia pun mendekati Megumi. Ia menempelkan telapak tangannya pada dahi pemuda tersebut.
"Satoru-san.." ucap Megumi dengan pelan sebelum perlahan menutup matanya karena ulah Gojou. Tubuhnya ditahan oleh Gojou sebelum dibaringkan ke tempat tidur.
"Apapun halangannya dan apapun masalahnya kau bukankah kelemahanku Megumi, justru kau adalah kekuatanku. Jika kau memang kelemahanku aku tidak akan berada disini sekarang bersamamu." Satoru mematikan smartphonenya sebelum tidur disamping Megumi, memeluk tubuh pendamping hidupnya tersebut. Ia juga mematikan lampu tidur yang tadinya masih menyala sehingga hanya cahaya bulan yang masuk melalui tirai jendela, membuat Satoru masih bisa melihat wajah cantik Megumi ketika tidur.
T
B
CYang minta sequel ini ada kok hehe
Ada yang masih minat dengan book ini? Jika iya happy reading dan jangan lupa votenya ya☺️