Dua pria tampak berjalan beriringan dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajah mereka. Sosok yang pertama adalah pria bersurai putih panjang dengan mata yang dihiasi bulu mata lentik yang senada dengan warna surainya. Iris violet menambah kesan tampan dari pria yang kini tersenyum kearah pria satunya.
Satu lagi adalah pria dengan surai hitam panjang diikat ponitail. Iris mata onnixnya memancarkan sorot mata kelembutan pada pria disampingnya. Pria yang cantik dan lembut, namun sayang hanya beberapa orang yang mampu membuatnya bisa menunjukkan sisi lembutnya tersebut.
"Kau tidak bosan membawa benda itu kemanapun?" tanya sosok berambut hitam seraya menunjuk kotak kecil yang dibawa si surai putih panjang.
"Aku tidak mau meninggalkan benda paling berharga ini." balas si surai putih.
"Aku bisa membuatkannya lagi untukmu."
"Tidak, aku suka yang pertama kali dibuat. Ini akan jadi spesial karena kau pasti sangat bersungguh-sungguh saat membuatnya."
Si surai hitam hanya menggelengkan kepalanya, saat itu juga ia menangkap sosok tak asing berada tak jauh dari posisi mereka. "Ah Sukuna!" panggil sosok tersebut.
Pria yang tak lain adalah Ryoumen Sukuna mendekat, surai merah muda panjangnya berkibar tertiup angin yang berhembus cukup kencang. "Ada apa kau memanggilku?" tanya Sukuna.
"Memang tidak boleh jika aku menyapamu?" tanya si surai hitam.
"Boleh saja jika ada hal yang penting."
"Baiklah aku tidak jadi memanggilmu, pergi sana."
"Kau mengusirku?!"
"Kau sendiri yang tidak mau disapa!"
Sementara kedua sosok tersebut tengah berdebat, si surai putih hanya melihat mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.
.
Fushiguro terbangun dari tidurnya. Keringatnya banyak dan nafasnya terengah. Ia memegangi kepalanya yang masih terasa sakit terlebih tadi ia bermimpi tentang sosok yang sama sekali tidak ia kenal. Yang bisa ia kenali hanya sosok Sukuna yang memiliki versi berbeda dengan Sukuna yang ia kenal. Yah itu karena ia meminjam tubuh Yuuji juga ia jadi menyerupai pemuda Itadori tersebut.
"Megumi? Bagaimana kondisimu?" tanya Gojou yang baru saja masuk ke kamar mereka. Kini Fushiguro memang tengah berada di apartemen mereka berdua. Setelah tiba dari tempat Shoko, Gojou langsung membawa Fushiguro ke apartemen karena Shoko bilang Fushiguro baik-baik saja hanya energi kutukannya saja yang tidak stabil.
"Aku memimpikan orang-orang yang tidak kukenal. Wajah mereka bahkan aku lupakan. Hanya wajah Sukuna yang aku ingat." balas Fushiguro yang tanpa sadar mengundang emosi Gojou ketika ia menyebut nama Sukuna.
"Sepertinya kau mimpi indah ya Megumi." ucap Gojou dengan sarkas.
Fushiguro mengangkat kepalanya ketika mendengar nada bicara Gojou. "Ada apa denganmu? Aku hanya menjawab apa yang kau tanyakan."
"..." Gojou hanya terdiam.
"Kenapa kau terlihat marah? Bukankah harusnya aku yang marah karena kau tau sesuatu dan tidak memberitahuku?" tambah Fushiguro.
"Saat semuanya jelas aku akan memberitahumu."
"Kau menyuruhku menunggu sampai kapan?"