🌺Part 1🧊

16K 391 14
                                    

Hola.. hola.. halo.. halo semuanyaaa!!!
Nurrul Hasanah kembali lagi membawakan cerita baru 🥳🥳🥳 uhuy.

Ini adalah cerita keduaku yang bergenre #historicalfiction. Setting latarnya berbeda dengan 'Rasa yang Telah Berakhir'. Setting latar cerita ini menggunakan Kerajaan ala-ala Inggris gitu, tahu lah kalian kalau ada yang suka baca manhwa 😂😂😂

Sebelum kalian menikmati cerita ini, alangkah baiknya jika kalian baca dulu pengumumanku ini. JANGAN DISKIP!!!

Jadi, aku menulis cerita kali ini karena terinspirasi dari salah satu drama sejarah China judulnya Story Of Yanxi Palace, bisa kalian tonton dramanya betul-betul bagus bangeeeet 😍😍😍

Tetapi, setting latar Kerajaannya bukan China yaaa...

Mungkin segini aja dulu yang mau aku sampaikan. Semoga kalian menyukai cerita ini 🥰🥰🥰

Selamat membaca 🔥🔥🔥

•••

Di benua Mielikuvitus tidak hanya ada kerajaan Laaja Ja Vauras yang terkenal akan kejayaannya. Ada juga salah satu kerajaan besar yang budaya, adat, dan istiadatnya jauh berbeda dari Laaja Ja Vauras.

Kerajaan Strahlender Himmel, namanya. Sebuah kerajaan yang sudah berdiri selama 55 tahun mempertahankan eksistensinya di mata dunia. Strahlender Himmel memiliki luas perairan yang mendominasi seluruh benua. Ekspor makanan laut terbesar dipegang oleh Strahlender Himmel. Tidak akan pernah membiarkan kerajaan tetangga lain mengusik area kuasa perairannya.

Rata-rata penduduk kerajaan Strahlender Himmel berprofesi sebagai nelayan karena itulah mata pencaharian utama mereka, di satu sisi banyak profesi-profesi lainnya.

Karena Strahlender Himmel dan Laaja Ja Vauras adalah dua kerajaan terbesar di benua Mielikuvitus, maka dari itu masing-masing kepala negara memutuskan untuk membangun kerjasama dan menjalin persahabatan, tidak memicu perang yang bisa berimbas pada rakyat.

°•°•°•°•°•°•°•°

Pagi hari yang begitu cerah. Matahari di atas langit begitu bersemangat menyinari bumi.

Seorang gadis di kamar tidurnya sedang duduk menghadap meja rias, bola matanya lurus mengamati wajahnya sendiri dari panculan cermin.

Kamar yang ditempati gadis itu hanyalah kamar biasa, bukan kamar tidur yang cantik dan mewah dengan segala perlengkapan. Di kamarnya hanya ada satu buah kasur berukuran untuk satu orang, satu lemari sedang, dan meja rias yang di atasnya sama sekali tidak ada alat kecantikkan apapun.

Gaun yang dikenakan gadis itu juga berupa pakaian lusuh yang sudah seharusnya dibuang tapi, karena tidak ada pilihan lain sebab gadis itu miskin tidak memiliki harta benda berharga apapun.

Sudah 30 menit berlalu dan gadis itu hanya diam mengamati wajahnya. Pancaran bola mata yang terlihat sekali tidak memiliki energi apa-apa. Bibir pucat yang lurus terkatup rapat. Gadis itu tampak seperti tidak punya gairah dalam hidup.

Bagaimana ia bisa semangat menjalani hidup jika dirinya sebatang kara di dunia ini. Kakak perempuan dan ayahnya sudah meninggal. Lalu, untuk apa lagi ia hidup. Kenapa Tuhan tidak sekalian mencabut nyawanya? Kenapa membiarkannya menanggung derita seberat ini.

Gadis itu mengepalkan kedua tangan. Sekelebat bayangan kejadian yang mengerikan terlintas di pikirannya membuat alisnya mengernyit.

Kakak perempuan dan ayahnya dibunuh secara tidak manusiawi, bahkan gadis itu tidak bisa menguburkan jasad keluarganya secara layak. Sangat menyedihkan.

Apakah orang kaya memang berhak berlaku seenaknya? Apakah orang-orang yang memiliki jabatan tinggi bisa menindas orang di bawahnya? Di mana letak keadilan dunia ini? Bukankah katanya Tuhan itu tidak tidur, lalu mengapa Tuhan hanya diam saja menyaksikan kekejaman manusia di dunia ini?

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang