🌺Part 10🧊

5.5K 260 0
                                    

Permaisuri Malia bukanlah penduduk asli kerajaan Strahlender Himmel. Dia merupakan tuan puteri dari kerajaan lain, namanya kerajaan Cwaguria Trass.

Strahlender Himmel dan Cwaguria Trass adalah dua kerajaan yang selama sepuluh tahun terakhir terus berperang dingin–saling memercikkan konflik–membalas satu sama lain. Akhirnya sebelum terjadinya perang berskala besar yang mungkin akan pecah kapan saja, kedua belah pihak kerajaan setuju untuk melakukan genjatan senjata.

Sebagai jaminan, Cwaguria Trass mengirimkan tuan puteri mereka dan memberikannya khusus kepada penguasa di Strahlender Himmel yang tidak lain dan tidak bukan adalah Arzaid.

Sebagai timbal balik, Strahlender Himmel juga mengirimkan–bukan manusia, melainkan sesuatu yang lebih bermanfaat yaitu izin mengekspor makanan laut ke Cwaguria Trass. Jelas pihak sana merasa sangat diuntungkan mengetahui tingginya kualitas makanan laut di Strahlender Himmel dan di satu sisi dapat membantu perekonomian masyarakat di Cwaguria Trass dengan hal tersebut.

Tetapi karena hal tersebut juga, Cwaguria Trass mendapatkan ejekkan dari beberapa pihak karena hanya mengirimkan sesosok perempuan yang kehadirannya dinilai sama sekali tidak membawa manfaat apapun. Memang menurut rumor, tuan puteri kerajaan Cwaguria Trass adalah anak kesayangan sang raja, tapi siapa yang peduli. Orang-orang yang menganggap, terlebih penduduk Strahlender Himmel, genjatan senjata ini hanya menguntungkan pihak Cwaguria Trass saja, sedangkan Strahlender Himmel tidak.

Entah apa alasan Arzaid memberikan izin ekspor tersebut. Namun, pasti ada tujuan di balik itu semua.

Saat masih berstatus tuan puteri dari kerajaan lain, Malia tinggal di istana yang diperuntukkan bagi para tamu yang menginap. Sebagai tamu, Malia beradaptasi dengan cara menjaga sikap berhati-hati pada siapapun, bahkan pelayan sekalipun. Tidak ada aktivitas yang berarti, terkesan monoton dan membosankan. Sampai tiba hari pesta yang diselenggarakan untuk menyambut kedatangan Malia sebagai bentuk hormat Strahlender Himmel kepada Cwaguria Trass.

Namun, bagi Tuan Puteri Malia acara pesta tersebut merupakan ajang untuk orang-orang melemparkan berbagai sindiran pedas mengenai tanah kelahirannya.

"Kaisar sangat bermurah hati, mau saling bertukar dengan sesuatu yang tidak menguntungkan."

"Tuan Puteri Malia itu adalah perempuan berbakat. Yaaa ... bukankah di kerajaan kita juga banyak perempuan berbakat lainnya?"

"Kecantikkan Tuan Puteri Malia tidak dapat digambarkan oleh apapun. Tapi sayang sekali, apa gunanya mengoleksi barang cantik yang tidak berguna?"

Malia hanya bisa diam menerima semua hinaan tersebut. Tidak mungkin bagi dirinya seorang diri berani melawan para bangsawan tersohor di Strahlender Himmel.

Sebulan berlalu setelah pesta tersebut. Datang kabar yang sangat mengejutkan. Kaisar Arzaid mengajukan lamaran kepada Tuan Puteri Malia.

Tentu keputusan itu mendapatkan kritikkan dari berbagai pihak, terutama dewan eksekutif kerajaan.

Namun, aturan jelas tertulis bahwa seorang Kaisar berhak memilih sendiri pasangan sahnya yang dapat menduduki posisi Ratu atau Permaisuri.

Kedudukkan Ratu dan Permaisuri berbeda. Seorang Ratu dapat mencampuri urusan politik kerajaan, sedangkan Permaisuri tidak. Orang-orang mulai pada berpikir alasan mengapa Kaisar memilih Tuan Puteri Malia sebagai istri pertamanya, itu karena Kaisar dapat mengatur Malia sesuka hatinya. Membuat istrinya itu menjadi sosok yang taat dan patuh pada sang suami.

Itu terbukti. Beberapa masyarakat Strahlender Himmel menilai Permaisuri Malia hanyalah sebuah hiasan pajangan di dalam istana. Bisa digunakan bila perlu, dan bisa diabaikan bila tidak butuh.

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang