Di usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...
Sebelum kalian membaca, jangan lupa follow atau ikuti akun wattpad, tiktok, dan instagram aku dengan username yang sama Pilarasiyasnaum Buat yang sudah follow atau mengikuti, aku ucapkan terima kasih.
Selamat membaca
•
•
•
•
•
"Selamat datang Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Eras!" seru seluruh anggota keluarga Count Miwa serta para pelayannya yang berlutut membentuk barisan rapi di halaman depan pintu bangunan utama menyambut kedatangan rombongan keluarga kerajaan.
"Berdirilah kalian semua!"
Setelah mendapatkan izin, baru mereka memberanikan diri untuk bangun berdiri kembali.
"Yang Mulia...." Kepala keluarga Count Miwa yang terlihat sudah cukup tua—pria itu melangkah mendekat pada Kaisar Arzaid. "Sungguh kehormatan bagi kami dengan kedatangan anda, Yang Mulia."
"Maaf telah merepotkanmu, Count Miwa."
"Tidak, Yang Mulia. Ah, mari silakan masuk terlebih dahulu, Yang Mulia."
Seperti sebelumnya, Kaisar Arzaid dengan penuh perhatiannya merangkul selir Indri supaya tetap di dekatnya, berjalan bersama memasuki kediaman tersebut. Mungkin ini cara Kaisar Arzaid menunjukkan pada semua orang untuk jangan meremehkan selir Indri yang notabene-nya berlatar belakang rakyat biasa. Selir Indri patut bersyukur akan hal tersebut.
"Kei, kenapa diam saja di sini?" tegur Banyoman tepat di sebelah gadis itu.
"Paman yang kenapa masih di sini?" tanyanya balik.
"Kenapa kau tidak masuk mengikuti Yang Mulia?"
"Bukannya saya harus mengurus para rombongan terlebih dahulu?"
"Untuk hari ini mari kita bergantian. Aku yang akan mengurus mereka, sedangkan kau, temani Yang Mulia."
"Eh? Eee...." Keina merasa ganjal dengan ide tersebut. "Lebih baik paman saja yang temani Yang Mulia. Saya tidak mengenal bangsawan Count Miwa itu orang-orangnya pada seperti apa. Saya merasa gugup jika bertugas sebagai pelayan pribadi Kaisar jika di luar istana."
Banyoman pasti memiliki pengetahuan soal karakteristik setiap bangsawan, dan tahu bagaimana harus bersikap pada mereka. Jadi keberadaannya di sisi Kaisar Arzaid akan lebih membantu ketimbang dirinya.
"Kau hanya harus peka dalam satu hal. Bantu Yang Mulia jika melihat beliau mulai kurang nyaman."
"Kepekaan saya tentu saja tidak sebanding dengan anda."
"Udah sana, kan sudah aku bilang kita bergantian." Tidak mau berdebat lebih lama lagi, Banyoman membalikkan badan berjalan menuju ke arah para rombongan.
Keina masih belum selesai berbicara, ia memandangi punggung Banyoman yang semakin menjauh. Tahu mereka akan bergantian tugas begini, saat masih di perjalanan tadi ia akan tanya-tanya orang seperti apa bangsawan Count Miwa itu.
Akhirnya setelah beberapa saat termenung, gadis itu menggerakkan kaki membawanya melangkah maju memasuki bangunan kediaman tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.