Sore hari yang cerah, Permaisuri Malia tengah berjalan-jalan menghirup udara segar di taman kediamannya–istana Stelelor. Langkahnya ringan tanpa beban, matanya menyusuri tanaman-tanaman cantik yang sangat memanjakan mata, sesekali bibirnya akan melengkung ke atas menciptakan senyuman tipis saat mendapati harum aroma bunga yang masuk ke hidungnya. Taman tersebut yang terletak di bagian timur istana Stelelor merupakan taman buatannya sendiri, meski yang para pelayanlah yang mengerjakan semuanya, tapi desain dan tatanan taman itu Permaisuri Malia sendiri yang memikirkannya.
Intinya dari sekian taman yang ada di kediaman Permaisuri, hanya taman di bagian timur itulah yang sangat Permaisuri Malia sukai sekaligus ketika berada di taman tersebut rasanya dapat melapangkan rasa sesak yang menghimpit di dadanya.
Juliet, seperti biasa, sebagai pelayan pribadi sudah menjadi keharusan mengikuti dengan setia kemanapun majikan pergi. Ia menemani Permaisuri menikmati waktu sore hari yang menyejukkan.
Di sela-sela waktu santai Permaisuri, tiba-tiba datang seorang pelayan perempuan muda, tapi bukannya langsung menghadap Permaisuri, pelayan itu malah lebih dulu mendekati Juliet dan membisikkan sesuatu.
Malia menyadari kedatangan pelayan itu, tapi ia memilih mengabaikannya berpura-pura fokus pada kegiatan jalan-jalannya.
Juliet lantas menatap si pelayan yang habis membisikkan sesuatu di telinganya dengan ekspresi kecemasan di wajahnya.
"Kau bisa pergi," ucap Juliet pada si pelayan yang segera patuh beranjak meninggalkan keduanya.
Juliet mendekati Permaisuri yang sudah jauh beberapa langkah di depan.
"Yang Mulia."
"Hm?" sahut Malia seadanya. Ia tidak menatap pelayan pribadinya. Ia menghentikan diri seraya memandangi sekelompok bunga yang kuncupnya sudah bermekaran indah.
Juliet terlihat ragu-ragu untuk sejenak.
"Barusan saya dapat kabar kalau Kaisar mengajak nyonya Indri keluar istana menemaninya melakukan kunjungan ke desa Zaprico." Hati-hati Juliet mencoba menilai reaksi Permaisuri.
Permaisuri Malia terkenal dengan pembawaannya yang tenang, anggun, elegan, dan tidak suka meledak-ledak. Seperti memiliki cara tersendiri setiap menghadapi situasi tertentu. Sama halnya pada saat ini, Permaisuri Malia bersikap kalem, memutar badan, menghadap pelayan setianya dengan ekspresi muka yang biasa-biasa saja.
"Itu kabar baik," ujar Permaisuri sambil tersenyum. Kilat matanya seolah memancarkan sesuatu yang sulit ditebak orang lain.
Juliet membalas tatapan majikannya yang masih terarah kepadanya.
"Pastikan semua orang mengetahui kabar baik ini."
•
•
••
•
•Malam hari, di mana seluruh orang pasti sudah terlelap tidur. Tapi, tidak untuk seorang perempuan yang masih mengenakan seragam pelayan, dia berjalan menyusuri lorong sepi salah satu bangunan yang terdapat di istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan Kaisar
RomanceDi usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...