🌺Part 3🧊

6.4K 270 0
                                    

Kaisar Arzaid. Lelaki ini berjalan tegap menyusuri jalan setapak menuju kembali ke istananya. Di belakang para bawahannya berjejer membentuk dua barisan mengikutinya. Barisan sisi kanan terdapat lima orang pelayan laki-laki dan barisan sisi kiri terdapat lima orang prajurit. Jangan lupakan tentu saja sosok yang selalu mengekor kemanapun Kaisar Arzaid pergi yaitu sang pelayan pribadi yang bernama Banyoman.

Banyoman berjalan tepat di balik punggung Kaisar, di depan dua barisan tersebut.

Sebelumnya, Kaisar Arzaid pergi keluar istana melakukan blusukkan ke daerah-daerah terpencil di kerajaannya. Memeriksa kehidupan rakyatnya yang masih memerlukan banyak bantuan karena mengalami krisis ekonomi. Tentu saja pihak istana bakal mengulurkan bantuan sebanyak mungkin. Tapi, ada saja oknum pejabat yang menyelewengkan dana bantuan. Memikirkannya membuat Arziad geram. Sebaik atau sebijaksana apapun dirinya kalau masih ada para menteri atau pejabat yang bersikap bajingan seperti itu, maka di mata rakyat dirinya adalah pemimpin yang buruk.

Ketika Arzaid berada di daerah terpecil itu, memang segala sesuatunya berjalan baik dan para rakyatnya menerima bantuan yang disalurkan pihak istana. Namun, ia tidak bodoh. Semua itu hanya manipulasi yang dibuat oleh pejabat sana karena kedatangannya tentu sudah diumumkan jauh-jauh hari sebelumnya. Tidak masalah, tok ia memang bukan murni ingin melakukan blusukkan. Dia memiliki maksud lain. Tidak akan ia biarkan kotoran-kotoran sialan itu menduduki posisi tertinggi lebih lama lagi. Arzaid akan menjatuhkan mereka satu persatu hingga ke akar-akarnya.

Di tengah-tengah perjalanan Kaisar yang hampir sampai ke istana Soare, ada sebuah bayangan yang mengikutinya secara diam-diam.

Bayangan itu memanjat salah satu pohon tinggi. Menggunakan salah satu senjata yang bisa menembak dari jarak jauh yaitu sebuah panah. Sang pelaku mulai menarik tali busur membidik targetnya. Setelah dirasanya cukup pas, dia lepaskan anak panah itu yang secepat kilat melesat menuju arah target.

Set! Tak!

"Yang Mulia!!!" Banyoman berseru heboh terkejut saat anak panah hampir mengenai Kaisar. Namun, tidak berhasil karena secara sigap Kaisar langsung menarik pedangnya dan membelah anak panah itu menjadi dua bagian sebelum melukai dirinya.

Para prajurit mulai membentuk lingkaran bersikap waspada melindungi Kaisar yang telah mendapatkan serangan tersebut.

Semua orang jadi panik mencari-cari di mana dan siapa pelakunya, kecuali Arzaid yang tampak biasa saja.

"Keluarlah!" Teriakkan Kaisar menggelegar hingga siapapun dirasa dapat mendengarnya.

Orang yang di atas pohon tersebut lantas turun menginjakkan kakinya di atas tanah. Sang pelaku melepaskan kain yang menutupi sebagian wajahnya.

"T-tuan Arga!" Banyoman lagi-lagi berseru saat mengetahui pelaku tersebut.

Seorang pemuda berkharisma yang dengan senyuman manisnya bisa meluluhkan banyak hati perempuan.

Gurnian San Arga adalah anak dari keluarga bangsawan bergelar Marquess dan masih satu marga dengan ibunda Kaisar. Arga adalah keponakan Ibu Suri, itu artinya Arga merupakan sepupu Kaisar.

Saat ini, Arga memegang posisi sebagai kepala prajurit istana. Posisi itu bukan semata-mata dia dapatkan cuma-cuma. Arga harus menempuh banyak ujian yang sulit. Sudah pasti orang yang menyulitkannya adalah Kaisar sendiri.

"Astaga, Tuan Arga! Apa yang sudah anda lakukan?!" marah Banyoman atas tindakan Arga barusan.

Arga menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia barusan hanya menguji ketangkasan Kaisar Arzaid. Tidak disangka Kaisar Arzaid begitu gesit menangkis serangannya.

"Hehe ... maaf Paman, Arga mengaku salah," ucapnya pada Banyoman. Lalu, Arga menatap Kaisar Arzaid. "Mohon Kaisar bermurah hati memaafkan kecerobohan saya." Arga membungkukkan badan. Tapi, sama sekali tidak terlihat penyesalan dari wajahnya.

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang