"Saya mengaku salah. Silakan Yang Mulia menghukum saya. Apapun hukumannya akan saya terima dengan penuh rasa tanggung jawab."
Semua orang terperangah mendengar ucapan Keina. Tak habis pikir Keina memilih bersikap pasrah saja.
Keina tidak bisa mundur. Kalau sudah seperti ini kejadiannya, maka ia harus hadapi segala konsekuensinya. Keina tidak merasa hidupnya cukup berarti, mati sekarang pun tidak akan membawa pengaruh apapun pada dunia.
"Hhmm... walaupun Arga dan Eras sudah membelamu, tapi kau memilih mengakuinya, cukup mengesankan."
Dari awal Keina sudah bisa menduga kalau pada akhirnya Kaisar pasti akan menghukumnya, jadi untuk apa ia buang-buang waktu melakukan pembelaan diri.
"Sepertinya.. kau tidak cocok bekerja di istana ini. Bagaimana kalau mulai besok kau kembali saja bekerja lagi di tempat pencucian."
•••
Keesokan harinya, perbuatan Watela langsung Arga sendiri adukan ke hadapan sang ibusuri.Watela berdalih dengan mengatakan bahwa Keina yang lebih dulu bersikap kurang ajar. Watela juga menambahkan sebagai seorang putri bangsawan, dia tidak bisa diam saja apabila ada seorang pelayan yang menghinanya.
Namun, argumen Watela langsung dipatahkan oleh Permaisuri yang juga berada di sana, dengan mengatakan jika ada pelayan istana yang bersikap kurang seharusnya Watela melapor saja padanya atau kepada Ibusuri. Bukan malah main hukum sendiri yang dapat menimbulkan salah paham.
Watela terdiam tampak menahan diri untuk tidak membalas ucapan Permaisuri.
Sedangkan Ibusuri terlihat biasa saja seolah tidak ada nyawa yang hampir melayang. Ibusuri hanya memberikan teguran ringan, lalu tidak melakukan apa-apa lagi.
Dalam hati Watela tersenyum penuh kemenangan. Dibandingkan dengan seorang pelayan, tentu saja Ibusuri akan lebih memihak seorang putri bangsawan seperti Watela.
Indri pun tidak dapat melakukan apa-apa untuk membela Keina, ditambah lagi sudah tersebarnya berita soal Keina yang diusir oleh Kaisar langsung dari istana Maara Ihe sebab telah membuat Kaisar marah membuat Indri tidak dapat berkutik lagi.
Ketika mendengar semua itu dari Prada yang menceritakan semuanya saat Kaisar dan yang lainnya sudah pergi, tersisa mereka berdua saja... Keina tidak menunjukkan reaksi apapun. Keina sudah tidak kaget lagi. Begitulah sifat orang-orang yang berada di atas, menganggap remeh nyawa orang rendahan seperti dirinya.
Prada juga menambahkan akan ikut bersama Keina kembali ke tempat pencucian, dan ide jelas ditentang keras oleh Keina sendiri.
Gaji bekerja di istana Maara Ihe lebih besar ketimbang di tempat pencucian. Keina mengingatkan kepada Prada bahwa dia adalah tulang punggung keluarga, tidak boleh egois. Berbeda dengan Keina yang hanya hidup sebatang kara.
•••
•••
•••
•••
•••
Besok harinya, di saat bahkan matahari saja belum terbit dari arah timur, Keina sekarang sudah berdiri menginjakkan kakinya di depan pintu masuk tempat pencucian.
Di sinilah ia kembali. Memang sedari awal ia harusnya tidak kemana-mana.
Keina membawa langkah kakinya berjalan masuk melewati pintu. Lalu ia berdiam diri sejenak sambil mengedarkan mata melihat tidak ada hal yang berubah dari tempat tersebut.
"Tidakku sangka, kita bertemu lagi."
Keina terlonjak kaget tiba-tiba sudah berhadapan dengan bibi Tera yang entah muncul dari mana di tengah keheningan yang menyelimuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan Kaisar
RomanceDi usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...