🌺Part 38🧊

2.8K 203 28
                                    

Keina adalah orang yang paling terkejut sampai ekspresi mukanya seketika berubah. "Paman, apa maksud anda?" Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak langsung bertanya.

Sedangkan Kaisar Arzaid masih dalam kontrol diri terlihat biasa saja.

Banyoman sendiri seakan mengabaikan Keina, matanya tetap lurus mengarah pada majikannya. "Anda bisa gunakan Keina untuk mengawasi harem anda, Yang Mulia."

"Anda tidak akan bisa terus menghindar dari tekanan para kaum bangsawan yang mendesak anda untuk menerima putri-putri mereka. Bukankah yang menjadi pertimbangan anda karena repot jika harus menaruh mata-mata untuk setiap perempuan itu, jadi saya menyarankan Keina untuk mengemban tugas tersebut meringankan pekerjaan anda, Yang Mulia."

Keina masih tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya. Apa maksud Banyoman berkata seperti itu? Dirinya disuruh mengawasi harem? yang benar saja.

Tampak Kaisar Arzaid juga tidak menolak usulan Banyoman. "Menarik. Aku tidak sampai berpikir seperti itu. Akan sangat membantu jika aku punya orang yang bisa mengurus hal tersebut." Kali ini Kaisar Arzaid menatap ke arah Keina.

"Yang Mulia... tunggu sebentar." Keina tidak mungkin diam saja. Apa maksudnya ia jadi berubah pekerjaan seperti ini. "Kenapa musti harus menjadikan saya selir anda? Kalau memang anda butuh seseorang untuk mengawasi harem, maka saya tetap menjadi pelayan anda saja, Yang Mulia. Tidak perlu sampai menjadi selir, itu terlalu berlebihan."

"Keina, malah dirimulah yang sengaja dijadikan umpan untuk mereka." Banyoman bicara kembali. "Untuk melihat bagaimana karakter asli setiap perempuan itu, Yang Mulia Kaisar butuh pancingan untuk mengetahuinya. Yang Mulia tidak bisa membiarkan perempuan bermuka dua melahirkan keturunan keluarga kerajaan."

Jadi, apakah Permaisuri Malia sampai detik ini tidak bisa hamil itu karena disengaja oleh Kaisar Arzaid?

"Yang Mulia juga serba salah, tidak bisa terus-terusan menolak karena ini menyangkut kesetiaan para kaum bangsawan."

"Merepotkan sekali, mereka menjadi orang tua yang menjual putri mereka sendiri," komentar Kaisar Arzaid.

"Ke depannya mungkin Yang Mulia juga harus menerima Tuan Puteri dari kerajaan lain."

Keina masih belum bisa menerima ini semua. Tapi di lain sisi ia juga bingung musti menyanggahnya bagaimana lagi.

"Kau tidak hanya menjadi umpan bagi mereka, tapi kau juga yang akan menghadapi mereka." Kaisar Arzaid nampaknya telah setuju sepenuhnya.

"Maksudnya?" Keina merasa otaknya bekerja dengan lambat.

"Kau akan jadi selir kesayanganku, dan menyikirkan mereka yang telah melampaui batas."

Ketika kakinya menginjak di atas tanah, Keina merasa seakan ruhnya telah pergi meninggalkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika kakinya menginjak di atas tanah, Keina merasa seakan ruhnya telah pergi meninggalkan tubuhnya. Lesu, pusing, dan berpikir sepertinya jika mati sekarang akan jauh lebih baik.

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang