🌺Part 11🧊

4.3K 206 2
                                    

Ketika masih di area tempat pencucian...

"Apakah suatu hari nanti kita bisa dipindahkan bekerja di area lain di istana ini?" tanya Keina pada dua rekannya yang belum beranjak tidur di kamar mereka. Kalau Keina tidak salah ingat nama dari dua rekannya itu Via dan Grisia.

Waktu sudah lewat tengah malam.

Ini momen sebelum Keina mendapat pukulan di wajahnya dari sang koki.

"Itu mustahil kalau kamu tidak dekat dengan orang-orang penting di istana," jawab Via.

"Orang-orang penting di istana?" Keina mengulang kata-kata tersebut.

"Iya, contohnya mungkin pelayan senior, tuan Banyoman, atau keluarga kerajaan," jawab Grisia.

"Tuan Banyoman?" Keina baru pertama kali mendengar nama itu.

"Tuan Banyoman itu tangan kanannya Kaisar yang selalu mengikuti kemana Kaisar pergi," terang Via.

"Jadi, meski kita sepuluh tahun bekerja mencuci kain di sini, kalau kita tidak dekat dengan orang-orang penting itu, kita tidak akan naik jabatan atau dipindahkan ke tugas lain?"

"Benar sekali," sahut Grisia.

Keina pada saat itu ada perasaan sedikit kesal. Itu artinya sepanjang usianya akan terus mencuci dan mencuci sampai telapak tangannya mati rasa. Bosan juga iya lama-kelamaan.

Namun, kenyataan langsung berubah. Di sinilah ia berada sekarang, menjadi salah satu pelayan istana selir. Jika bukan karena perintah dari seseorang mana mungkin saat kekurangan tenaga kerja mereka akan mengambil pelayan di area tempat pencucian yang lokasinya jauh paling sudut belakang kompleks istana.

"Aku tidak tahu apa alasan Yang Mulia Kaisar memindahkan kamu sama Prada supaya bekerja di sini. Tapi, ketahuilah, kalian berdua sangat beruntung. Tidak baik masa muda kalian dihabiskan seumur hidup di area tempat pencucian. Di istana selir ini kehidupan pekerjaan kalian jadi jauh lebih baik dengan gaji yang meningkat pula."

"Anda tidak tahu dan apakah anda tidak penasaran, Bibi Belia?" Pertanyaan Keina ini seperti memancing bagaimana karakter asli Belia yang sebenarnya.

Belia hanya tersenyum lembut. "Aku penasaran, tapi aku tidak akan memaksa mencari tahu."

Jawaban pelayan senior itu jelas menciptakan kerutan tanda tanya di dahi Keina. Tapi, Keina memilih diam tidak menyela.

"Kau mungkin tidak tahu. Kami para pelayan senior adalah orang-orang yang dipilih langsung oleh Ibusuri. Ketika kami memutuskan menerima posisi ini, kami mesti bersumpah bahwa apapun perintah majikan, tak peduli dengan alasannya, kami harus mematuhinya tanpa membantah ataupun bertanya. Kaisar mungkin ada alasan tertentu menunjuk kau dan Prada, tapi kami tidak peduli, tugas kami hanya menjalankan perintah meski itu bertentangan dengan aturan."

Keina termenung mencerna setiap kata yang dituturkan Belia kepadanya. Di dalam benaknya terbesit rasa kagum melihat bagaimana loyalitas dan kesetiaan para pelayan senior kepada keluarga kerajaan.

"Mematuhi perintah majikan? Apa itu termasuk Permaisuri?"

Senyuman lembut Belia berubah jadi senyuman penuh arti. "Majikan kami adalah garis keturunan keluarga kerajaan atau dia yang melahirkan keturunan keluarga kerajaan. Kami tidak akan menerima perintah dari orang luar."

Dari orang luar. Begitu rupanya. Permaisuri belum mendapatkan loyalitas atau kesetiaan para pekerja di istana. Ibusuri masih menduduki kasta tertinggi penguasa dalam urusan rumah tangga istana.

Keina menundukkan pandangan lagi. Kembali menjaga sikap hormat pada atasannya. "Keina sudah banyak bicara. Mohon Bibi memaafkan keina jika keina ada salah bicara."

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang