🌺Part 18🧊

3.8K 196 4
                                    

Dua hari setelah dinyatakannya selir Indri sembuh total, Kaisar Arzaid langsung mengadakan persidangan di ruang aula agung kerajaan yang letaknya ada di istana yaitu istana Soare.

Sebelum jam makan siang, Kaisar Arzaid ingin semuanya selesai.

Kaisar Arzaid duduk di singgasananya. Aura penuh kekuasaan dan intimidasi. Tatapan lurus tajam ke depan. Ekspresi muka yang datar tidak tergoyahkan.

Sedangkan selir Indri duduk di bawah singgasana mengingat statusnya yang hanya seorang selir tanpa gelar apapun.

Banyoman yang tak kenal lelah berdiri di dekat singgasana majikannya. Trila juga berdiri di samping selir Indri, dan di sebelah Trila ada Keina yang merupakan sanksi sekaligus orang yang menemukan bukti kejahatan.

Di awal masuk ke ruang aula agung tersebut, Keina dibuat takjub melihat betapa mewahnya ruangan tersebut. Tapi di satu sisi, berada di dalam ruangan tersebut terasa menegangkan dan menyesakkan padahal ruangan tersebut besar dan luas bisa menampung ratusan orang tapi seperti sulit sekedar bersikap santai sejenak.

Pintu besar aula terbuka menimbulkan suara yang menggema seisi ruangan.

Sosok perempuan bangsawan bernama Daina Zerfiks bersama pelayan pribadinya datang melangkahkan kaki memasuki ruangan.

Daina berhenti berjalan saat sudah sampai di hadapan singgasana Kaisar Arzaid. Daina langsung menjatuhkan lutut kanannya, sedangkan pelayan pribadinya menjatuhkan kedua lututnya, mereka berlutut memberi penghormatan kepada sang penguasa negara.

"Hormat kepada Yang Mulia Kaisar," ujar Daina.

"Daina Zerfiks, apa kau tahu alasan kenapa kau dipanggil kesini?"

Tidak ada izin dari Kaisar Arzaid untuk berdiri, Daina hanya bisa mengangkat wajah dengan posisi berlutut menatap Kaisar Arzaid yang mengajukan pertanyaan.

"Saya tidak tahu, Yang Mulia," jawab Daina.

Kaisar Arzaid melirik Keina, memberi isyarat pada gadis itu.

Keina menangkap isyarat Kaisar Arzaid dan langsung mengerti bahwa sekarang waktu baginya untuk bicara.

"Nona Daina."

Fokus Daina otomatis beralih pada Keina yang memanggil namanya.

"Pada tanggal dua belas, bulan ini. Saya memergoki pelayan pribadi anda keluar dari kamar pribadi nyonya Indri. Bisa anda jelaskan niat dan tujuan bawahan anda datang ke istana selir serta masuk ke dalam kamar pribadi nyonya Indri tanpa izin."

Mendengar hal itu, Daina sontak melirik pelayan pribadinya yang mulai gugup dan menundukkan kepala semakin dalam.

"Saya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pelayan satu ini." Daina berbicara kepada Kaisar Arzaid. "Tapi, apa yang dikatakannya tidak benar, Yang Mulia. Buat apa Lena datang ke istana selir bahkan masuk ke kamar nyonya Indri, itu tidak masuk akal."

Tidak tahan melihat sikap tenang Daina seolah merasa tidak bersalah, Trila akhirnya ikut bersuara. "Di kamar nyonya terdapat tanaman Yopa yang berbahaya bagi wanita hamil. Pasti anda 'kan yang menaruhnya di sana!"

"Apa?" Daina menampakkan wajah tidak percaya seolah kaget. "Kau ...." Daina menatap marah pada Trila. "Jangan besar kepala, kau hanyalah pelayan. Aku adalah–"

"Kau harusnya yang jangan besar kepala, Daina Zerfiks!" seru Kaisar Arzaid memotong ucapan gadis itu.

Melihat Kaisar Arzaid yang tidak berada di pihaknya membuat Daina mulai ketakutan sekaligus cemas. Namun, ia berusaha keras tetap tenang meski jantungnya bergemuruh di dada.

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang