Part sebelumnya...
"Iya, saya mengerti. Sekali lagi terima kasih untuk hadiahnya."
"Kau tidak marah?"
Keina menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis.
Arga kembali memasang muka sumringah. "Terima kasih sudah mau memaafkanku."
Keduanya saling melemparkan senyum diiringi tawa yang ringan.
"Oh, ngomong-ngomong .. apa yang kau lakukan di sini?"
"Ah, saya ...." Keina mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. Ia sedang mempertimbangkan apakah pada Arga ia bisa mengatakan yang sejujurnya? Tapi kalau sampai Arga melaporkannya pada Kaisar Arzaid bahaya juga bisa timbul salah paham, yang ada dirinya bakal dipanggil lagi menghadap Kaisar Arzaid.
"Saya hanya jalan—"
"Yang Mulia Kaisar datang!!!"
•
•
•
•
•
•
•
Keina membulatkan mata terkejut mendengar seruan itu, sekaligus batinnya merasa heran kenapa Kaisar Arzaid sudah datang padahal acara belum dimulai.
Berbanding terbalik dengan gadis itu, sikap Arga biasa saja seakan sudah tahu Kaisar Arzaid akan datang.
Seperti biasa Kaisar Arzaid tidak sendirian, selalu ada Banyoman yang setia mengekor di belakangnya. Ketika Kaisar Arzaid berjalan semakin mendekati keduanya—Arga dan Keina lantas berlutut memberi salam penghormatan pada sang penguasa kerajaan.
"Salam Yang Mulia Kaisar," ujar Arga. Dan Keina diam saja karena Arga sudah mewakilinya.
"Berdirilah," perintah Kaisar Arzaid.
Mereka berdua pun kembali berdiri setelah diberi izin. Arga memandang lurus membalas tatapan sang kaisar, berbeda dengan Keina yang menundukkan kepala dalam-dalam berharap Kaisar Arzaid tidak menegurnya 'aku harus cepat-cepat pergi dari sini' batin Keina.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Merasa Kaisar Arzaid fokusnya terarah pada Arga saja, pelan-pelan sedikit demi sedikit Keina mengambil langkah mundur berusaha menyamarkan pergerakannya supaya tidak menarik perhatian.
"Nona Keina?"
Tubuh gadis itu terlonjak kaget mendengar suara Arga yang memanggil namanya. Keina menyentuh dadanya yang berdetak cepat karena saking kagetnya tadi.
"Eh? Apa kau sudah mau pergi?"
"Iya!" Keina menjawab cepat. "Saya pamit mohon undur diri." Keina bergegas berlutut, lalu berdiri lagi, kemudian mundur tiga langkah, habis itu baru membalikkan badan berjalan dengan langkah terburu-buru.
Sebenarnya baik Kaisar Arzaid ataupun Arga bahkan Banyoman sekalipun tidak memiliki prasangka apapun terhadap Keina. Tiga lelaki ini saling diam seraya memandangi punggung gadis itu yang semakin menjauh.
"Kau sudah mendapatkan semua informasi tentang dirinya?" tanya Kaisar Arzaid tanpa menatap ke arah Arga.
Arga sendiri yang ditanyai langsung menoleh menatap kembali pada Kaisar Arzaid. "Ya ... tapi ini bukan berita baik."
"Begitukah? Artinya kita tidak bisa membiarkannya hidup?"
"Bukan itu, Yang Mulia." Arga tampak ragu kalau mereka harus membahasnya di ruang terbuka seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan Kaisar
RomansaDi usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...