Di istana selir, Keina tengah berjalan menaiki tangga sambil membawa sebuah kotak kardus berukuran sedang di tangannya. Ia disuruh meletakkan kotak tersebut di salah satu ruangan yang ada di lantai dua.
Sampai di lantai dua, di tengah perjalanan, tiba-tiba Keina memutuskan berhenti sejenak di depan sebuah ruangan dengan dua pintu besar yang diukir mewah dan cantik.
Ruangan tersebut merupakan kamar pribadi selir Indri dan penghuninya saat ini sedang berada di taman menikmati pemandangan matahari terbenam.
Keina masih memikirkan apa benar selir Indri adalah teman kakaknya dulu. Keina tidak berani mendekati selir Indri untuk bertanya secara langsung karena takut dianggap lancang. Bisa-bisa kepalanya putus karena menyinggung wanita Kaisar.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba pintu besar itu bergerak terbuka dari dalam dan muncul sosok perempuan berbaju cokelat yang asing di mata Keina.
Keduanya sama-sama terkejut dan terdiam saling menatap. Namun, tak lama, si perempuan berbaju cokelat itu memalingkan muka lalu pergi dari hadapan Keina.
Keina masih diam di tempat terus memandangi perempuan itu. Dahinya mengernyit heran. Pelayan perempuan berasal dari mana yang memakai seragam perpaduan warna cokelat tua dan cokelat muda.
Para pelayan istana selir, yang perempuannya memakai seragam perpaduan warna merah tua dan merah muda. Sedangkan yang laki-laki perpaduan warna hijau tua dan hijau muda.
Istana Stelelor (Permaisuri), yang perempuannya memakai seragam perpaduan warna biru tua dan biru muda. Sedangkan yang laki-laki perpaduan warna abu-abu tua dan abu-abu muda.
Istana Lumina (Ibusuri), yang perempuannya memakai seragam perpaduan warna kuning tua dan kuning muda. Sedangkan yang laki-laki perpaduan warna cokelat tua dan cokelat muda.
Istana Soare (Kaisar), yang perempuannya memakai seragam perpaduan warna ungu tua dan ungu muda. Sedangkan yang laki-laki perpaduan warna biru tua dan biru muda.
Sisanya para pelayan laki-laki dan perempuan memakai seragam berwarna hitam dan putih.
Karena setahunya tidak ada pelayan perempuan yang memakai seragam perpaduan warna cokelat muda dan cokelat tua, makanya Keina bingung. Terutama orang itu barusan keluar dari kamar pribadi selir Indri yang sedang kosong saat ini.
***
***
***
Pukul tengah malam, para pelayan mulai memasuki kamar mereka masing-masing untuk beristirahat sebelum esok pagi kembali melanjutkan pekerjaan.
Keina dan tiga rekan sekamarnya sudah mengganti pakaian dengan gaun tidur yang sopan berwarna putih polos.
"Prada," panggil Keina.
Prada yang sedang merapikan tempat tidurnya lantas menoleh ke arah Keina. "Iya?"
Keina duduk di tepi kasurnya menghadap Prada. Untung ranjangnya dan Prada saling bersebelahan.
"Apa kau tau pelayan perempuan berseragam warna cokelat dari istana mana?" Keina tidak lupa dengan kejadian tadi sore.
"Pelayan perempuan berseragam warna cokelat?" Kening Prada mengerut bingung. "Kei, mungkin kau salah liat, yang ada hanya pelayan laki-laki berseragam cokelat dari istana Lumina tempat Ibusuri tinggal."
Keina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak salah liat. Tadi sore menjelang matahari terbenam, aku memergoki seorang perempuan keluar dari kamar pribadi selir Indri."
"Apa?" Prada seketika memikirkan sesuatu. "Kalo aku tidak salah ingat, menjelang matahari terbenam, aku melihat selir Indri sedang berjalan-jalan di taman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan Kaisar
RomantizmDi usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...