🌺Part 29🧊

2.8K 171 6
                                    

Atas permintaan Ibusuri yang ingin bertemu, Kaisar Arzaid datang ke istana Lumina yang tentunya ditemani oleh Banyoman yang selalu setia mengekor di belakangnya.

Ibusuri mengajak putranya itu duduk minum teh bersama di salah satu paviliun miliknya yang menyuguhkan pemandangan taman yang indah.

"Aku dengar kau mengirim Arga ke perbatasan, Kaisar?"

Setelah melewati perbincangan yang basa-basi, sampailah pada inti maksud tujuan Ibusuri memanggil Kaisar Arzaid.

Kaisar Arzaid sudah bisa menduganya dari awal.

"Iya, ibunda."

"Apa kau tidak berpikir itu sedikit berlebihan? Aku dengar kehidupan di perbatasan tidak begitu baik, takutnya Arga bisa kenapa-napa di sana."

"Apakah nyonya Prilly datang dan mengeluhkan hal tersebut pada ibunda?"

"Kaisar, tidak ada orang tua yang akan baik-baik saja saat tahu anaknya dikirim ke tempat yang berbahaya."

"Ibunda bisa mengabaikannya jika dia datang mengeluh lagi."

"Kaisar... Arga adalah keponakanku, aku pun ikut mengkhawatirkannya."

"Lantas ketika aku mengirimkan Lian ke perbatasan padahal saat itu usianya masih enam belas tahun, ibunda memarahi selir Rida karena setiap hari memohon supaya anaknya tidak dikirim kesana. Lalu kenapa ibunda tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap nyonya Prilly?"

Ibusuri langsung terdiam merasa tidak percaya putranya akan menyerangnya dengan fakta itu.

Lian merupakan saudara tiri kaisar—pangeran keempat yang lahir dari seorang selir yang bernama Rida.

"Kaisar—"

"Ibunda, aku harap ibunda bisa memberikan contoh yang benar bagaimana menjadi seorang Permaisuri yang semestinya pada Malia. Dan soal Arga, ibunda tidak perlu khawatir, Arga adalah orang yang berkompeten. Percaya padaku, Arga pasti bisa mengatasi setiap masalah di sana."

Setelah itu, Kaisar Arzaid bangkit berdiri dari kursinya. "Saya sibuk, saya akan pergi sekarang."

Tidak peduli apakah dengan sikapnya yang begini bisa saja menyinggung perasaannya ibunya, tapi sebagai seorang pemimpin, Kaisar Arzaid tidak bisa bersikap lunak bahkan di hadapan keluarganya sendiri.

"Ini adalah rak buku pertama yang semua isinya buku tentang hukum, filosofi, filsafat, sejarah, dan kepemerintahan. Kamu harus hapalkan semua judul buku di sini, paham?"

Setelah kemarin Keina diberi makan, obat, dan waktu istirahat. Hari ini mulai sejak pagi sampai sekarang sudah sore menjelang malam, Keina melakukan bimbingan dengan Serina.

Di awal Keina disuruh menyalin sebuah buku berjudul 'Kode Etik Menjadi Pelayan Istana' yang tebalnya hingga lima ratus halaman.

Kemudian, Serina juga mengajari cara memberi hormat dari berlutut, membungkuk yang benar. Serta intonasi dan nada berbicara.

"Aku seperti mengajari bayi yang baru lahir," komentar Serina mengetahui Keina sama sekali tidak tahu apa-apa menjadi seorang pelayan.

Selepas istirahat jam makan siang, lanjut agenda selanjutnya yaitu berkeliling mengenali setiap sudut struktur istana Soare. Serina juga memberitahu Keina tempat-tempat apa saja yang merupakan favoritnya sang kaisar.

Hingga pada akhirnya kini mereka berada di ruang kerja Kaisar. Serina memanfaatkan moment di mana Kaisar sedang pergi.

"Semuanya?!"

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang