🌺Part 19🧊

3.7K 179 1
                                    

Kasih tau ya kalo ada typo..
Selamat membaca..





Keina meletakkan vas berisikan bunga dengan kelopak berwarna biru ke atas sebuah meja kecil yang terdapat di sisi samping lantai satu di istana Selir.

Hari masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Tapi, Keina tampak sudah merasa lesu saat baru saja beberapa jam bekerja. Ia terus-terusan menghela napas seolah udara menumpuk di paru-parunya sehingga menimbulkan rasa sesak di dada.

Keina tidak mengalami gangguan pernapasan. Namun, ada gejala lain yang lebih parah tengah ia rasakan, yaitu gejala kekhawatiran.

Sudah lewat dua hari sejak persidangan yang dilakukan untuk mengungkapkan kejahatan Daina Zerfiks, dan selama itupun Kaisar masih belum memberikan keputusan yang pasti mengenai hukuman seperti apa yang akan dijatuhi pada perempuan tersebut.

Dari hari pas persidangan, kepala keluarga Duke Zerfiks bersama Duchess—istrinya, sepasang suami istri itu berlutut seharian penuh di halaman utama istana Soare memohon pada Kaisar agar putri mereka dibebaskan. Tapi, Kaisar tidak menggubris mereka, berkali-kali Kaisar menyuruh Banyoman untuk mengusir pasangan Duke dan Duchess tersebut. Ketika diberi ancaman akan dijebloskan juga ke dalam penjara, barulah mereka mau meninggalkan kompleks istana kerajaan.

Keina berpikir setelah persidangan semua akan selesai, tetapi itu pemikiran yang sangat salah. Sekalinya ikut campur dalam suatu masalah, maka akan terus terseret tanpa tahu kapan akan berakhirnya.

Ada dua poin yang membuat Keina terus kepikiran. Pertama, masalah Daina, walaupun dia sudah dinyatakan bersalah hingga tidak bisa mengelak lagi, tapi Daina adalah seorang putri bangsawan bergelar Duke. Tidak mungkin tidak akan muncul masalah jika Kaisar akhirnya memutuskan memberi hukuman yang berat untuk Daina, apalagi hukuman mati. Keluarga Zerfiks tidak akan diam saja menerima semua itu.

Kedua, perihal Permaisuri. Sekarang Permaisuri sudah mengetahui dirinya. Apakah Permaisuri akan balas dendam padanya dengan menggunakan metode yang sama seperti ketika Permaisuri melenyapkan Resna dulu?

Keina tidak pernah takut mati karena bertahan hidup sebatang kara apa gunanya. Tapi, Keina tidak mau mati sia-sia seperti dibunuh orang lain. Jika bisa, ia akan mencegah hal tersebut sebisa mungkin. Persoalannya sekarang apakah Keina bisa menghindar dari rencana pembunuhan yang mungkin akan dilakukan Permaisuri?

Istana selir dijaga ketat oleh beberapa ksatria handal dibawah komando Kaisar langsung. Namun, semua itu tidak cukup meredakan kekhawatirannya. Keina harus waspada, kini ia tidak dapat memercayai siapapun.

"Keina."

Telinganya menangkap ada suara yang memanggil. Ia segera membalikkan badan menghadap orang tersebut.

"Nona Trila."

Keina lantas membungkukkan badan memberi hormat sebagai pelayan junior.

"Nyonya Indri memanggilmu, mari ikut denganku."

Tanpa menunggu jawaban Keina, Trila sudah berjalan lebih dulu, dan Keina pun tanpa mau banyak bertanya hanya diam mengikuti dari belakang.

•••

Seperti biasa, selir Indri akan menghabiskan waktunya duduk di salah satu sebuah anjungan yang dibuat di tengah-tengah taman.

Saat Keina dan Trila sudah sampai di mana selir Indri berada, Trila berdiri di samping junjungannya, sedangkan Keina berlutut memberi hormat.

"Salam kepada nyonya Indri."

"Bangunlah." Indri merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum ramah. "Bagaimana kabarmu hari ini?" tanyanya berbasa-basi.

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang