Part sebelumnya...
"Aku tidak menyangka kau masih mengingat secara keseluruhan apa yang pernah aku sampaikan dua tahun yang lalu. Kau benar-benar menakjubkan, Permaisuri."
"Anda terlalu memuji, Yang Mulia. Sebagai sosok yang sudah sangat berpengalaman, mana mungkin nasehat sepenting ini bisa saya lupakan."
"Benar, karena bagaimanapun aku pernah berada di posisimu." Ibusuri tersenyum penuh makna. Ibusuri seperti ingin menyampaikan sesuatu, tapi ia memilih untuk menahannya karena merasa belum saatnya. "Ah iya, dua hari yang lalu Sola mengirimkan surat. Isi suratnya tertulis kurang dari dua bulan dia akan kembali ke istana."
_______________________
"Sudah selesai!" seru Keina berpindah dari hadapan Indri agar wanita itu bisa melihat dirinya di pantulan cermin.
"Bagaimana Yang Mulia? Anda menyukai riasan Anda?" tanya Keina penuh harap.
Indri termenung memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah yang berbeda dari biasanya.
Hari ini akhirnya tibalah pesta yang diselenggarakan untuk merayakan statusnya yang resmi menjadi bagian dari keluarga Kerajaan.
Indri sudah bersiap-siap bahkan dari sebelum matahari terbit. Acara akan dimulai pukul sepuluh pagi, sebenarnya Indri tidak perlu terburu-buru sebab dia akan datang paling terakhir setelah para tamu sudah berkumpul. Namun, antusias Trila dan Keina membuat Indri pasrah saja mengikuti instruksi mereka. Seperti sekarang ini Trila berperan sebagai penata rambut dan keina menjadi perias wajah. Keduanya bekerja sama mendandani majikan mereka hingga tampak lebih cantik, memukau, dan bersinar.
"Terima kasih, Keina. Aku menyukainya."
Keina tersenyum lega mendengarnya.
"Sekarang sudah jam berapa?"
"Perkiraan masih setengah sembilan, Yang Mulia," jawab Trila.
"Lihat? Karena kalian terlalu bersemangat, aku jadi musti menunggu paling tidak satu setengah jam lagi."
"Mohon pengertiannya, Yang Mulia. Bagaimanapun ini adalah acara pertama anda sebagai tokoh utama, jadi segala sesuatu harus dipersiapkan dengan maksimal."
Keina mengangguk setuju akan ucapan Trila.
"Kau benar." Begitupun juga dengan Indri. Berkali-kali ia menghela napas berusaha menghilangkan rasa gugupnya. "Apakah aku terlihat aneh dengan perut besar ini?"
Wanita memang cenderung memgkhawatirkan penampilannya ketika sedang mengandung, sama halnya dengan yang dirasakan Indri saat ini.
"Aneh bagaimana maksud anda, Yang Mulia?" tanya Trila heran.
"Maksudku apakah aku terlihat tidak anggun karena perut buncitku ini?"
Keina dan Trila spontan saling melirik satu sama lain untuk beberapa saat.
"Anda tidak perlu merasa khawatir dengan apapun, Yang Mulia. Bayi di dalam perut anda merupakan calon anak pertama Yang Mulia Kaisar. Siapa yang berani berkomentar tentang penampilan anda yang sedang mengandung anak Kaisar? Jika ada, maka orang itu akan langsung dieksekusi atas penghinaan terhadap keluarga kerajaan," tutur Trila.
"Itu benar, Yang Mulia. Lagipula anda memang tampak cantik dan bersinar," timpal Keina.
"Terima kasih atas ucapan kalian itu membuatku merasa lebih baik."
"Yang Mulia saya akan menyiapkan sarapan anda sekarang," kata Trila.
Indri hanya menganggukkan kepala sebagai responsnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan Kaisar
RomanceDi usianya yang masih muda--Keina harus menyaksikan ketidakadilan merenggut nyawa ayah serta kakak perempuannya. Mengapa orang miskin selalu salah dan yang kaya selalu benar. Dendam--itulah yang dirasakan Keina saat ini. Tapi, dirinya sadar bahwa po...