Val menatap layar ponselnya yang berisi roomchat antara dirinya dengan Arta. Gadis itu terus memandangi layar ponselnya, menunggu chat dari Arta. Namun, sejak cowok itu menembaknya beberapa jam lalu dia tak juga mendapatkan notifikasi darinya. Padahal dia berharap paling tidak cowok itu mengiriminya pesan walau sekadar mengucapkan selamat malam. Pada akhirnya, gadis itu memutuskan untuk mengirimi pesan lebih dulu dari pada menunggu cowok es batu tersebut.Selamat malam kakk
Jangan lupa makan malam ^^Selang sedetik, senyum segera mengembang di wajah gadis itu saat chat tersebut berubah menjadi tanda dibaca. Dia terus menatap chat-nya yang telah terbaca, harap-harap cemas Arta akan membalasnya atau tidak. Lima menit berlalu, tetapi pesan tersebut hanya dibaca tanpa mendapat balasan. Val merebahkan tubuhnya yang semula dalam posisi duduk di atas tempat tidur.
Sepuluh menit berlalu. Masih tidak ada balasan. Gadis itu menghela nafas. "Sebenarnya Kak Arta suka gue atau nggak?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Val baru saja hendak menaruh ponselnya di atas nakas, namun ponselnya bergetar dan terdapat sebuah notifikasi chat dari Arta. Hatinya langsung berdebar. Dia meneguk salivanya, sebelum membuka chat tersebut.
Arta Pramudya
MalamHanya satu kata. Namun membuat Val serasa ingin terbang. Dia kembali mengetikkan chat dan mengirimkannya lagi, harap-harap cemas kali ini Arta akan membalasnya dengan cepat.
Hanya butuh beberapa detik setelah terkirim, chat tersebut langsung dibaca. Val harap cowok itu memberikan balasan chat yang lebih panjang atau bertanya balik sebagai bentuk perhatian. Lalu, terlihat tanda 'typing' yang artinya cowok itu terlihat sedang mengetikkan balasan. Val menggigit bibir bawahnya. Lalu, tak lama kemudian, muncul balasan dari Arta yang seketika mematahkan harapannya. Gadis itu merasa kecewa.
Kak Arta lagi ngapain?
Oh iya, tidurnya jangan malem-malem yaArta Pramudya
Notif lo gue mute dulu. Ganggu.Ok :)
Apakah semengganggu itu chat darinya? Jujur saja, setelah membaca chat itu rasanya sedikit menyakitkan. Val kembali ragu-ragu apakah Arta benar-benar memiliki perasaan terhadapnya atau tidak. Gadis itu meletakkan ponselnya di sebelahnya, lalu menyembunyikan wajahnya dibalik bantal. Helaan panjang keluar dari mulutnya. Sudahlah, intinya jangan terlalu berharap. Gadis itu memutuskan untuk memejamkan mata, namun, ponselnya yang tiba-tiba berdering membuatnya tidak jadi terpejam.
Sebuah panggilan masuk dari Arta.
Tanpa sadar Val tersenyum. Sebagian hatinya merasa lega dan senang, namun dia memutuskan untuk tak bersuara karena sejujurnya masih merasa sedikit kecewa. Jarinya segera menekan ikon hijau pada layar. Telepon tersambung.
"Maaf, gue lagi sibuk." Terdengar suara Arta yang meminta maaf kepadanya dari seberang telepon.
Cowok itu terdiam, menunggu balasan darinya. Tetapi Val malah semakin kesal entah mengapa. Maaf saja tak cukup. Huh, biasalah, mungkin efek samping datang bulan, membuatnya malah bertambah kesal padahal cowok itu sudah minta maaf.
Akhirnya Val hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
"Val?"
"..."
Terdengar helaan nafas gusar. "Ya udah, kalo gitu gue tutup ya."
"..."
Eh, jangan! Seru Val dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm Yours
Teen FictionUntuk mendapatkan teman di SMA barunya, Valeria Putri terpaksa mengaku memiliki pacar. Padahal, sebenarnya dia tidak memiliki pacar sama sekali. Namun, ketika temannya meminta foto 'pacarnya', Val langsung mengambil foto lelaki tampan yang tak diken...