Sejak saat itu, sosok Rian selalu membayangi Val. Di mimpi ia memimpikan Rian, ketika sedang berdua dengan Arta pun ia memikirkan Rian.
Rian itu baik banget, ya. Dia lembut, terus ganteng. Apa mungkin dia juga populer di kalangan cewek kayak Arta?
Saat ini Val sedang makan berdua di kantin dengan Arta. Val sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia menusuk bakso dengan garpu. Namun matanya menyorot kosong. Val kurang dalam menusuk bakso tersebut sehingga ketika hendak memasukkan ke mulutnya, bakso tersebut jatuh ke mangkok dan membuat bajunya sedikit kotor karena cipratan kuah bakso. Val masih tak sadar. Rahangnya bergerak ke atas-bawah seakan mengunyah sesuatu.
Arta yang sedari tadi memerhatikan Val, langsung melirik sekeliling mereka.
"Enak baksonya?"
Sedetik setelah Arta bertanya, gadis itu langsung tersadar dari lamunannya.
"Eh? Baksonya kok nggak kerasa?" Val yang tiba-tiba berhenti mengunyah bertanya pada dirinya sendiri.
Arta berdecak. "Tolong jangan malu-maluin gue. Liat penampilan lo, sama sikap lo dari tadi, gue jadi pusat perhatian disini."
Val menatap seragam putih-abu yang dikenakannya sudah ternoda karena cipratan kuah bakso tadi. Val hanya punya satu seragam putih-abunya ini, untungnya besok sudah ganti seragam. Gadis itu meminta maaf karena sudah mempermalukan Arta.
Val kembali teringat lamunannya tadi. Arta juga ganteng. Ia baik, suka membantu, ramah senyum, sehingga banyak orang yang menyukainya. Sayangnya, itu semua hanya sifat palsunya di depan umum.
Namun di mata Val, sifat Arta yang dikenalnya justru berkebalikan dengan apa yang dipikirkan orang-orang di sekitarnya. Arta itu suka memerintah, egois, kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat Val jengkel! Yah, sesekali cowok juga melindungi Val, seperti kejadian di kantin kemarin. Arta terkenal di sekolah, terutama di kalangan siswi karena wajahnya. Apakah Rian juga seperti Arta?
Arta sadar Val memerhatikannya. "Gak usah terkesima sama kegantengan gue."
"Kak Arta udah punya berapa mantan?
Arta langsung menghentikan kegiatannya ketika tiba-tiba Val menyangkut masalah "cinta".
"Gak ada."
Val terperangah. Gimana ceritanya cowok seganteng Arta tidak memiliki mantan sama sekali? "Kenapa? Padahal Kak Arta cukup populer dan banyak cewek yang berusaha deketin Kak Arta."
"Alasannya? Karena nggak ada cewek yang serius."
Val tidak paham.
"Kalo ada cewek yang deketin gue, itu cuma karna popularitas atau tampang gue. Percintaan itu lebay. Gue nggak masalah ada yang jatuh cinta ke gue, tapi gue lagi nggak niat mencintai seseorang untuk saat ini."Arta mengambil nafas, kemudian melanjutkan, "Apa itu masalah?"
"Kenapa... Kak Arta gak coba mencintai seseorang?" Val mencoba memberi saran.
Arta balik bertanya, "Buat apa? Kita masih pelajar dan untuk sekarang fokus belajar dulu. Suka bingung sama bocah yang baru lahir kemarin sore tapi udah mikirin cinta-cintaan. Beruntung gue belum pernah pacaran jadi nggak perlu ngerasain pahit-manisnya cinta."
"Emang sekarang nggak pacaran ya?"
"Gue cuma ngikutin kemauan lo. Bagi gue, kita itu gak lebih dari peliharaan dan majikannya."
Val mengerucutkan bibir dan melanjutkan makannya. Val tidak peduli jika Arta tidak ingin merasakan cinta, tapi ia ingin merasakannya. Setelah selesai makan, mereka langsung kembali ke kelas masing-masing. Jarak kantin lebih dekat dengan kelas Arta daripada kelas Val. Jadi, mereka berpisah di depan kelas Arta tanpa mengucapkan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm Yours
Teen FictionUntuk mendapatkan teman di SMA barunya, Valeria Putri terpaksa mengaku memiliki pacar. Padahal, sebenarnya dia tidak memiliki pacar sama sekali. Namun, ketika temannya meminta foto 'pacarnya', Val langsung mengambil foto lelaki tampan yang tak diken...