Sambil dikelilingi cewek-cewek cantik, Rian tersenyum riang sehingga membuat orang-orang di sekitarnya terpana. Meskipun galak dan kasar, terkadang ia bisa lembut kepada cewek cantik. Hanya kepada yang cantik, yang tidak cantik, ya, terserah. Sesekali Rian menatap Arta yang fokus mengerjakan soal-soal olimpiade.
Ada beberapa orang yang mencoba mengajak Arta mengobrol, namun ditolaknya dengan halus. Tiba-tiba Rian teringat dengan Val. Bagaimana kabarnya? Rian langsung mengabaikan cewek-cewek yang mengerumuninya dan bergegas menuju ke kelas Val. Jika bukan Val, Rian tidak mau melihat kabar gadis itu sampai-sampai mengunjunginya ke kelas. Karena... Val akan segera menjadi miliknya.
ҩ ҩ ҩ
Dari pintu kelas, Rian memandangi Val yang sibuk mengerjakan tugas. Val dan Arta, keduanya sama-sama rajin. Karena tak ingin mengganggu Val, Rian menunggunya selesai mengerjakan tugas sambil mengawasi jika seandainya Amel dan teman-temannya ingin berulah lagi.
Val merasa diperhatikan. Ia memandang sekeliling kelas. Pandangannya tertuju pada pintu kelas, terdapat Rian yang memperhatikannya. Cowok itu melempar senyuman manis dan melambaikan tangan begitu Val menatapnya. Gadis itu memundurkan bangkunya kemudian beranjak menghampiri Rian.
"Hai," sapa Rian.
"Kak Rian nunggu siapa? Mau gue panggilin?" tanya Val.
"Gue nungguin lo."
Val terperangah. "Nu—nungguin gue?"
Rian mengusap tengkuknya. "Iya. Gue cemas kalo lo diganggu lagi sama gengnya Amel," Rian mengungkapkan kekhawatirannya. "Lo baik-baik aja kan?"
Val mengangguk, ia mengulas senyuman. "Makasih kak."
"Buat apa?"
Di tengah-tengah kegugupannya saat ini, Val takut salah bicara. "Udah dateng ke kelas gue, cuma buat mastiin kalo gue baik-baik aja," ujarnya senang.
Rian juga terlihat gugup. Saking gugupnya, ia tak tahu harus berbicara apalagi dengan Val. "Kalo gitu, gue balik ke kelas dulu, ya." Hanya itu yang bisa Rian ucapkan. Val mengangguk. Rian segera kembali ke kelas. Ia menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya pada Val, yang dibalas dengan senyuman. Sebelum benar-benar pergi, Rian diam-diam melirik ke arah mading.
Val hendak kembali ke kelas. Ketika ia berbalik, Laras sudah berdiri di hadapannya. Val mengerjap. Apa yang dilakukan Laras? Sorot matanya mewakili pertanyaannya pada Laras.
Laras menatap Val datar. "Jangan deketin Kak Rian," ucapnya singkat. Lalu berjalan di koridor sendirian. Val mengekori Laras.
Val tidak mengerti. Ia merasa Laras berubah semenjak Rian mulai mendekatinya. Tiba-tiba Laras berbalik, membuat Val mundur beberapa langkah. Ia menunjuk Val.
"Gue ingetin ya. Kak Rian itu cowok terganteng kedua di sekolah ini setelah Kak Arta. Sekali aja lo di dekatnya, lo bakal diserang sama fans-nya," Laras memperingatkan. Jari telunjuknya kini menunjuk ke arah mading yang berjarak beberapa meter darinya. "Itu buktinya."
Val melihat mading yang sedang dikerumuni orang tersebut. Val penasaran. Ia melangkah mendekat untuk melihat apa yang terjadi. Beberapa orang yang melihat kedatangan Val mulai berbisik-bisik dan memberitahu yang lain. Mereka agak menjauh, memberi jalan baginya untuk lewat.
Val merasa canggung dengan sekelilingnya. Ia menatap isi mading di depannya. Terdapat fotonya ketika bersama Arta di kantin, juga ketika bersama Rian di UKS, dan ketika membantu Kenta membawa buku ke perpustakaan. Di foto-foto tersebut, dirinya terlihat senang. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya begitu membaca tulisan di bawah foto-foto tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm Yours
Teen FictionUntuk mendapatkan teman di SMA barunya, Valeria Putri terpaksa mengaku memiliki pacar. Padahal, sebenarnya dia tidak memiliki pacar sama sekali. Namun, ketika temannya meminta foto 'pacarnya', Val langsung mengambil foto lelaki tampan yang tak diken...