-35-

100 53 111
                                    

Val tiba-tiba terbangun. Tangannya mengucek mata dengan pelan, lalu diliriknya jam yang masih menunjukkan pukul dua pagi. Entah apa yang membuatnya terbangun di pagi-pagi buta ini. Val memejamkan mata dan berusaha kembali ke alam mimpi, namun tidak bisa. Padahal rasa kantuknya masih ada.

Dia meraih ponsel yang masih terhubung charger selama semalaman di atas nakas dan lupa mencabutnya karena ketiduran. Kini baterai ponsel tersebut sudah terisi penuh. Untuk mengusir rasa gabutnya, Val memutuskan memainkan ponselnya. Namun begitu dia menyalakan data internet...

"Apa-apaan ini?" gumamnya mengerutkan kening.

Dia terkejut bukan main saat melihat puluhan bahkan ratusan notifikasi penuh hujatan seketika memenuhi layar ponselnya sampai lag. Sosial medianya tiba-tiba dipenuhi banyak komentar sejak tadi malam ketika dia mematikan daya ponselnya karena dicas. Kedua matanya menelisir membaca komentar-komentar pada salah satu foto di akun Instagramnya.

"Sok cantik lu njing!"

"Dasar murahan!"

"Gede juga nyali lo berani nipu satu sekolahan!"

"Satu kata buat lo, "BANGSAT!"."

"Di saat semua manusia tercipta dari tanah, cuma lu yang tanahnya kecampur sama tai babi!"

"Masih adek kelas kok belagu banget?"

"Muka polos kelakuan kek pelacur!"

Tangan Val bergetar men-scroll komentar-komentar tersebut. Masih banyak komentar pedas lainnya. Bahkan ada beberapa nomor tak dikenal yang mengiriminya pesan sangat panjang hanya berisi hinaan dan kata-kata kasar.

"NETIZEN BIADAB!" Setelah meneriakkan kata-kata kasar itu, Val langsung mengatupkan bibir rapat-rapat. Dia segera menyadarkan diri bahwa ini masih jam dua pagi. Seisi rumah masih terlelap dan dia khawatir mereka akan terbangun akibar teriakannya.

Lantas, dia mematikan data internetnya dan mengubah mode ponselnya menjadi mode pesawat, lalu mematikan daya ponsel. Val meraup wajahnya bercucuran keringat dingin. Darahnya terasa naik hingga ke atas ubun-ubun. Dia tak menyangka kebohongannya akan berdampak seperti ini. Dan, siapa yang membocorkan kebohongannya selama ini ke publik?

Val membanting tubuhnya pada ranjang, menarik selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke dada. Tiba-tiba kepalanya terasa sangat berat, matanya pun sudah berkaca-kaca. Moodnya untuk bermain ponsel telah hilang. Val memejamkan mata, berusaha membayangkan hal-hal yang membuatnya senang. Tetapi yang terlintas di benaknya malah komentar-komentar pedas tadi yang membuatnya tidak bisa tidur hingga matahari terbit.

ҩ ҩ ҩ

Val berjalan menuju kelas dengan kegugupan tingkat dewa. Sepanjang koridor, banyak pasang mata yang menyorotnya dengan tatapan beraneka ragam. Val merasa sangat risih. Dia melepas kucirannya, sengaja membiarkan rambutnya tergerai agar menutupi wajahnya yang tertunduk. Val mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kelas.

Dari banyaknya suara berisik di koridor yang ramai, seakan hanya sindiran pedas secara terang-terangan ditujukan kepadanya yang tertangkap jelas di indra pendengarannya. Sebisa mungkin Val berusaha mengabaikan tatapan aneh dan hinaan tidak jelas itu serta lebih mempercepat langkahnya.

Namun begitu sampai di ambang pintu kelas, kedua kaki Val terhenti. Pupil matanya melebar menyorot terkejut ke arah papan tulis yang dipenuhi dengan coretan yang ditulis dengan spidol merah. Val membaca semua kalimat-kalimat tidak pantas di papan tulis tersebut dengan seksama.

VAL GANJEN, CANTIK LO NYET?

BIBIT PELACUR!

DAPET NILAI BAGUS HASIL CAPER SAMA GURU JANGAN SOK KERAS!

Cause I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang