-42-

90 35 54
                                    

"Aku nggak bisa."

Jantung Val bagai dipukul sesaat. Bibirnya langsung terkatup rapat dengan tatapan datar. Cewek itu kemudian tertawa kaku.

"Bukannya kamu suka aku?" tanyanya dengan nada menginterupsi.

Kenta memejamkan matanya seraya menunduk. Lalu mengangkat kepalanya, menatap lekat netra milik Val.

"Kamu sendiri masih suka Kak Arta."

"Kalo aku udah nggak suka Kak Arta, gimana? Will you be my be my boyfriend?"

Kenta menghela nafas. Dia baru tahu ternyata seorang Val mempunyai sisi agresif seperti ini. Kenta tahu, mengungkapkan perasaan pada seseorang bukan hal yang mudah. Namun, hanya saja dia tak merasa jika Val benar-benar memiliki perasaan terhadapnya. Val hanya menjadikan dirinya sebagai pelampiasan stress dan kejadian-kejadian buruk yang menimpanya.

Melihat keraguan di mata Kenta, lantas Val berkata, "Aku akui kalo aku masih suka Kak Arta, tapi perlu kamu garis bawahi kalo aku sedang dalam fase move on! Tapi di sisi lain aku juga suka kamu. Aneh ya suka sama dua orang sekaligus? Tapi itulah kenyataannya. Lagi pula, kamu sendiri punya perasaan khusus-Emm, semacam suka gitu, kan?"

Agresif, namun polos dan naif. Kalimat tersebut cocok untuk menggambarkan diri Val yang sekarang.

"Kamu salah paham-, aku baik bukan karena punya perasaan ke kamu. Aku sama kamu seharusnya nggak lebih. Kita-"

"Diam!"

Val kehilangan kata-kata begitu saja. Gadis bersurai tergerai itu merasa seluruh tubuhnya melemas. Hatinya seperti terbang tinggi sebelumnya, lalu terhempas begitu saja. Remuk berkeping-keping dengan cara yang halus.

Seketika dia teringat apa yang pernah dilakukan Rian beberapa bulan lalu.

"Selama ini kamu baik karena apa? Ada maksud tertentu? Perihal balas dendam? Atau apa?" Val langsung menyerang Kenta dengan pertanyaan sarkas bertubi-tubi.

"Kita pulang aja, yuk? Kamu kayaknya kecapekan," dalih Kenta seraya membelai lembut pundak Val.

Val menghempaskan pelan tangan Kenta dari pundaknya. Gadis itu bangkit berdiri sembari menepuk-nepuk pantatnya untuk memastikan tak ada rumput ataupun daun yang menempel.

"Aku naik taksi aja. Makasih untuk hari ini," ujar Val sebelum melangkahkan kakinya pergi dari taman. Meninggalkan Kenta yang masih terduduk dengan perasaan amat bersalah.

Kenta seolah tidak memiliki perasaan khusus atau lebih dari seorang teman kepada Val, yang dia rasakan adalah rasa ingin melindungi dan membuat gadis itu tersenyum. Berkat itu, mungkin setelah ini dia dan Val akan saling menghindar.

ҩ ҩ ҩ

Grup LINE yang dibuat khusus berisi haters Val kini dikabarkan bubar, entah apa penyebabnya. Isu-isu dan fitnah buruk terhadap Val mendadak lenyap. Gadis itu kini tidak terlalu menjadi pusat perhatian lagi.

Arta yang melakukan semua itu berdasarkan inisiatifnya sendiri.

Val memprotes tindakan Arta karena menurutnya bisa dibilang ikut campur dalam urusannya tersebut, padahal niat Arta baik. Efek samping sering disakiti, menyebabkan gadis itu curiga kalau Arta memiliki motif tertentu dalam kebaikannya. Tetapi Arta menyangkalnya dengan alasan "kewajiban sebagai Ketua OSIS".

Bahkan awalnya Arta juga berniat melaporkan Audy ke BK. Dia sudah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk membuat gadis tersebut dikeluarkan dari sekolah. Namun, lagi-lagi Val memprotes dan malah memarahinya.

Katanya, "Kasian kalo dia dikeluarin dari sekolah, dia masih punya masa depan yang cerah. Gue orangnya cepet lupa. Mungkin aja gue pernah ngelakuin kesalahan besar sampai dia sedendam itu, tapi gue malah lupa sama kesalahan gue. Makanya dia jadi benci banget gitu. Lain kali jangan ikut campur urusan gue, lho, ya. Inget itu! Meskipun Kak Arta adalah Ketua OSIS, tapi kita udah nggak ada hubungan apa-apa."

Cause I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang