Perpustakaan tampak sepi, hanya segelintir siswa yang mengisi deretan kursi-kursi di sekitar mengelilingi meja besar berbentuk lingkaran. Val menerbarkan pandangan ke seluruh ruangan, dan dengan mudah dia menemukan Kenta yang sedang duduk manis di salah satu kursi sambil membaca buku.Kenta mendongak begitu menangkap kedatangan Val, menyambut kedatangannya dengan seulas senyuman. Val balas tersenyum sambil menarik kursi di sebelah Kenta. Buku-buku yang semula berada dalam pelukannya sudah berpindah ke atas meja. Dia menghempaskan pantatnya di sebelah Kenta lalu mengambil salah satu buku dan membukanya.
"Kalau ada yang kurang paham, aku boleh nanya kamu kan?" tanyanya sebelum membaca buku itu.
"Iya, tapi kalau aku ngerti," jawab Kenta.
Lantas Val mengangguk kemudian membaca materi-materi yang saat ini sama sekali tidak dia mengerti. Sebenarnya Val sempat paham waktu guru menjelaskan, namun dia lupa lagi dan kembali tidak paham setelah pulang sekolah. Sama seperti semalam ketika dia sudah berulang kali membaca semua materi sampai kelopak matanya menghitam, namun sekarang yang masih teringat hanya sebagian kecil membuatnya harus membaca ulang lagi.
Seorang siswa yang baru saja datang menarik kursi yang ada di belakang mereka dan duduk disana. Val tak mengindahkan itu, matanya masih fokus tertuju pada buku di depannya.
"Kamu sama sekali belum belajar ya?" tanya Kenta saat memerhatikan keseriusan Val.
"Semalam udah baca-baca sama pelajari semua, tapi sekarang lupa lagi," keluhnya. Itulah alasan klise yang selalu Val ucapkan untuk menutupi fakta bahwa sebenarnya belum belajar, pikir Kenta.
Ini hari terakhir PTS, dan hampir setiap hari sebelum ulangan kedua Val menghabiskan waktunya belajar di perpustakaan bersama Kenta. Sesekali dia juga menghabiskan waktu bersama Laras dan Dinda di kantin atau kelas, meskipun kedua temannya tampak sinis dan terang-terangan bersikap cuek.
"Val, aku nggak masalah kalau kamu belum belajar. Seenggaknya juj—"
"Aku udah jujur, Ken. Aku tau kamu nggak percaya, tapi aku pikir kamu bakal percaya makanya aku ngasih tau hal itu ke kamu," sela Val. Dia menutup bukunya lalu menarik kursinya lebih dekat ke arah Kenta. Cowok itu refleks menjauh beberapa senti.
"Mau tau sebuah fakta?" tanya Val pelan. "Anggap aja ini hadiah karena kamu sering bantu aku belajar."
Kenta menahan nafasnya. Seluruh wajahnya yang sudah bersemu merah itu sedang dipandang Val lekat-lekat. Lalu kepalanya mengangguk pelan. Bayangkan betapa malunya seorang Kenta yang introvert itu.
"Bisa dibilang aku yang sekarang itu pelupa sekaligus pengingat yang baik. Tapi kalo dipaksa mengingat, ingatan itu nggak bertahan lama. Kayak aku dipaksa mengingat dan mempelajari semua materi PTS. Sebuku paket itu isinya bisa aku hafal penuh dalam satu malam. Tapi durasi ingatannya nggak lama, mungkin satu hari atau beberapa hari ingatan itu memudar bahkan sepenuhnya hilang."
Kenta berusaha mencerna kata-kata Val. 'Aneh tapi nyata', mungkin itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan kondisi Val yang benar-benar aneh sekaligus mengejutkan. Mungkin itu juga penyebab Val bisa menghafal dialog bahasa Inggris yang hampir setengah halaman dalam beberapa menit sebelum Ulangan Harian. Lalu di tengah-tengah pengambilan nilai, gadis itu melupakan bagian dialognya dan seluruh orang pasti berpikir karena gugup, namun siapa sangka hal itu terjadi karena ingatan jangka pendeknya?
Oke, awalnya dia berpikir Val hanya mengada-ngada. Namun setelah gadis itu bercerita lebih lanjut, perlahan Kenta mulai percaya.
"Aku... nggak tau ini sindrom, atau penyakit, atau gangguan kejiwaan. Tapi, waktu SD aku nggak sengaja ngelihat temenku meninggal secara tragis di depan mataku," Val menjeda kalimatnya. Sebutir air mata turun membasahi pipinya, tangannya yang meremas ujung rok bergetar ketakutan. Dia melanjutkan ucapannya, "saking traumanya aku pengen ngelupain semua yang bersangkutan tentang dia. Dan, aku rasa sejak itu aku jadi gampang mengingat sekaligus melupakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm Yours
Ficção AdolescenteUntuk mendapatkan teman di SMA barunya, Valeria Putri terpaksa mengaku memiliki pacar. Padahal, sebenarnya dia tidak memiliki pacar sama sekali. Namun, ketika temannya meminta foto 'pacarnya', Val langsung mengambil foto lelaki tampan yang tak diken...