5 tahun lalu...
Seorang gadis kecil tersenyum atas hasil kerja kerasnya. Sedangkan teman-temannya menatap sinis, iri terhadap keberhasilannya.
"Kalian harus meniru Val. Sepanjang pelajaran dia tidak ribut, makanya nilainya selalu bagus."
Val yang masih berumur 11 tahun itu selalu menjadi kebanggan para guru. Hal itu membuat beberapa teman-temannya jengkel karena Val selalu diistimewakan. Suatu hari saat teman-temannya sedang bermain ular tangga, Val diabaikan.
"Aku ikut main ya?" tanya Val.
"Tukang carper sama guru nggak boleh main!" ketus Natalie yang iri dengan Val.
Jumlah murid di kelas saat itu 25, sehingga harus ada yang duduk sendirian di belakang, yaitu Val. Dia jadi tidak punya teman karena para guru selalu memujinya. Tetapi, Val tidak bisa mengadu pada orang tuanya. Nanti teman-temannya malah semakin memusuhinya. Begitu pikirnya.
Ketika hendak kenaikan kelas enam, Val masih duduk sendiri di belakang. Lama-lama dia mulai terbiasa menyendiri. Sampai suatu ketika, di kelasnya kedatangan murid baru dari Jepang. Namanya Alba, saat itu para siswi di kelasnya mengaguminya karena tampan. Ayahnya berkebangsaan Jepang, sedangkan Ibunya asli Indonesia.
Atas saran wali kelasnya, Alba duduk di sebelah Val yang kosong. Hal itu membuat beberapa temannya semakin iri dengan Val. Saat istirahat, siswi-siswi yang mengagumi Alba tersebut menghampirinya.
"Val, kamu pindah tempat duduk sana. Aku mau sebangku sama Alba," pinta Natalie.
Val yang tak berdaya ingin melawan itu mengambil tasnya dan beranjak dari tempat duduknya.
"Jangan." Satu kata yang dikeluarkan Alba membuat para siswi di sekelilingnya terkejut, termasuk Val.
Alba menatap Val. "Kamu disini aja."
Hari-hari berlalu. Val dan Alba semakin dekat, mereka sama-sama menjadi kebanggaan guru karena pintar. Siswi-siswi di kelas semakin kagum dengan Alba, namun semakin iri dan benci dengan Val. Setiap Val dikucilkan, Alba selalu ada. Setiap Val diejek, Alba selalu melindunginya.
Hingga tiba waktu kelulusan.
"Val," panggil Alba.
Val menoleh.
"Pinjam tanganmu."
Gadis itu mengulurkan tangannya. Alba memasangkan sebuah gelang di tangan Val, membuat Val tersipu malu.
Alba menunjukkan gelang di tangannya. "Gelangnya jangan dihilangin ya, anggap aja sebagai tanda perpisahan."
Apakah ini perpisahan? Val tidak paham ini. "Baba emang mau kemana? Meskipun udah lulus, kita masih bisa ketemu kan?" tanyanya penuh harap.
"Maaf. Aku mau balik ke Jepang lagi. Tapi, kita masih bisa komunikasi kok lewat handphone," ujarnya seraya memberi senyuman hangat pada Val
"Jangan last contact ya."
"Iya, janji."
ҩ ҩ ҩ
Dengan malas, Val berjalan ke swalayan terdekat yang jaraknya tidak lebih dari seratus meter, membeli bahan-bahan permintaan Ibunya untuk makan malam nanti. Dia juga membeli beberapa cemilan untuknya. Karena Bi Siti sedang pulang kampung, Val jadi harus membantu ibunya.
"Liat nggak cowok yang di sana, dia ganteng ya."
"Ya ampun, dia ganteng banget."
Val yang tidak sengaja mendengar pembicaraan dari dua cewek di depan swalayan, menatap lelaki yang sedang berdiri di seberang swalayan. Pemuda tampan yang berbalut kaos putih polos itu sedang memainkan ponselnya. Wajahnya yang selalu menunjukkan senyuman itu membuat ketampanannya tidak berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I'm Yours
Roman pour AdolescentsUntuk mendapatkan teman di SMA barunya, Valeria Putri terpaksa mengaku memiliki pacar. Padahal, sebenarnya dia tidak memiliki pacar sama sekali. Namun, ketika temannya meminta foto 'pacarnya', Val langsung mengambil foto lelaki tampan yang tak diken...