NATHAN || 04

79.2K 5.1K 103
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Sudah seminggu kejadian waktu di club berlalu. Nathan memutuskan untuk melupakan semuanya dan menganggap tidak ada yang pernah terjadi antara dirinya dan perempuan berbaju cream tersebut. Jujur, sebenarnya Nathan tak ingin melupakan kejadian dimana dia sadar apa yang telah ia lakukan, terlebih itu pengalaman pertama untuknya.

Namun, sepertinya ucapan gadis yang Nathan tau namanya Anin dari Gabriel melalui suratnya sepertinya benar, bahwa pertemuan pertama mereka adalah menjadi yang terakhir. Buktinya dua hari kemudian setelah kejadian itu Gabriel mengatakan kalau Anin resign dari pekerjaannya.

Entah kenapa, Nathan merasa gadis itu menghindar darinya karena mungkin dia tau kalau Nathan adalah pelanggan tetap di club malam tempat dia bekerja. Gadis itu sepertinya tak ingin berurusan dengan Nathan. Padahal Nathan sudah berbaik hati untuk mempertanggungjawabkan atas apa yang ia lakukan.

Nathan berjalan dikoridor sekolah yang sepi karena memang saat ini sedang kbm. Pria itu izin pamit untuk ke toilet, padahal sebenarnya ia ingin kekantin karena mendadak perutnya lapar. Nathan heran pada dirinya sendiri sejak dua hari belakangan, bagaimana tidak, nafsu makannya mendadak meningkat. Kadang menginginkan sesuatu yang Nathan sendiri tidak tau apa. Kadang dirinya lapar, padahal ia sudah makan lebih dari dua piring tapi rasanya tak cukup.

Nathan juga kadang ngemil, suka nonton dan mudah mengantuk, sifat itu bukan sifat Nathan yang asli. Namun, Nathan tidak ambil pusing dengan apa yang terjadi, selama dirinya tidak merasakan yang namanya sakit Nathan bodo amat.

Setibanya dikantin, pria tampan berjaket hitam dengan nama Archimosh dipunggung itu langsung memesan satu mangkok bakso dan segelas jeruk dingin. Sambil menunggu Nathan duduk dikursi yang terletak di tengah-tengah kantin.

"Ini dek makanannya." ucap seorang pria meletakkan mangkok serta gelas keatas meja milik Nathan. Nathan mengangguk mengucapkan terimakasih.

Pria yang biasa dipanggil pak Lulu itu, memperhatikan cara makan Nathan yang membuatnya meringis. Nathan makan seperti orang yang tidak pernah makan, padahal tadi pak Lulu melihat sendiri saat jam istirahat, Nathan memesan dua mangkok bakso miliknya. Tapi sekarang??

"Dek, nggak kepedasan itu?" pak Lulu nyaris berteriak saat Nathan dengan santai menuang cabe hijau kedalam baksonya empat sendok.

Nathan yang hendak menyuap kuah ke-mulutnya menatap pak Lulu dengan tatapan dingin. "Ngapain?" tanyanya membuat pak Lulu mengernyit tak paham.

"Ngapain apanya?"

"Disini." kata Nathan tak suka, suara pak Lulu yang hampir teriak itu mengganggu kesenangan Nathan.

Pak Lulu mendadak kikuk. "Ga-gak nga-ngapain kok. Ya udah saya pergi dulu." pak Lulu langsung pergi menuju dagangannya lalu duduk sambil memperhatikan Nathan.

Nathan kembali menyantap makanannya dengan khusyuk. Pria itu tidak merasakan kepedasan sama sekali, Nathan malah asik mengunyah bakso besar sambil memejamkan mata nikmat. Entah sejak kapan bakso menjadi favoritnya padahal sebelumnya ia tak terlalu suka. Kesukaan Nathan itu batagor kalau tidak nasi goreng, tapi kesukaannya itu malah menjadi kebencian Nathan. Ia langsung muntah saat melihat nasi goreng.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang