Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 🤗🤗🤗
----------
Kesan pertama untuk rumah yang akan Anin tinggalin adalah sederhana tapi mewah. Rumah ini didesain dengan gaya bangunan yang sederhana, hanya memiliki satu ruang yaitu ruang tamu sekaligus ruang untuk nonton televisi. Ada sekat pembatas untuk dapur. Memiliki satu kamar lumayan luas, satu tempat tidur, meja rias yang akan digunakan menjadi meja belajar untuk Nathan, satu lemari berpintu dua yang posisinya-sisi lemarinya menghadap pintu kamar-dan kamar mandi yang terletak didalam kamar.
Didapur sudah dilengkapi alat-alat masak, ada kulkas besar ketika Anin membukanya ternyata sudah terisi, ada kompor dua tungku, ada wastafel, ada pintu yang mengarah kearah belakang rumah, dan ada kamar mandi disebelah kulkas.
Yang membuat rumah ini mewah bukan karna ruangannya tapi karena warna cat rumah yang terlihat ceria. Warna putih sedikit ada warna kuning telur. Bukan hanya itu, ada bunga berbagai warna dihalaman depan dan pohon mangga disebelah rumah dilengkapi dengan ayunan.
Ketika ada orang yang bertamu kerumah ini pastinya mereka akan merasa nyaman dengan nuansa yang indah.
Karena semuanya sudah siap pakai, Anin hanya merapikan baju dilemari dan menyusun buku-buku Nathan keatas meja. Setelah itu ia merapikan tata letak barang-barang sesuai keinginan Anin. Lalu ia memasak sambil menunggu Nathan yang sedang keluar menemui RT.
Setelah urusan masak sudah selesai, Anin yang merasakan badannya lengket dan tidak pantas menyambut suami dalam keadaan seperti ini, pergi kekamar untuk mandi tidak lupa membawa handuk dan baju ganti.
"Astaganaga!" latah Anin saat tiba-tiba ia membuka pintu, Nathan berdiri didepannya memasang muka datar dengan handuk yang menggantung dibahu kanan.
"Ka-kamu dari kapan udah disini? Terus ngapa berdiri didepan sini?" tanya Anin masih syok sambil mengusap dadanya.
"Udah lama." Nathan menjawab pertanyaan Anin yang pertama. Lalu ia menarik Anin keluar dari kamar mandi kemudian masuk dan menutup pintu.
Anin geleng-geleng kepala dengan sikap Nathan. Sepertinya sikap Nathan sudah kembali pada sifatnya yang asli, buktinya tidak ada sikap manja yang ditunjukkan Nathan atau dia minta makan seperti yang diceritakan anak-anak Archimosh jika mereka sedang berdua seperti ini. Yang sekarang ini Nathan yang datar, irit bicara dan sedikit menyebalkan karena sikapnya yang acuh.
Anin membuka lemari, mengambil pakaian untuk Nathan lengkap dengan dalaman. Anin tidak jantungan kalau sudah memegang aset pria karna dia bahkan sudah lebih dari sekedar memegang barang ini.
"Kak, siap mandi langsung ke meja makan, ya. Kita makan." ucap Anin sedikit berteriak agar Nathan didalam kamar mandi mendengar karna kebetulan suara keran air terdengar.
"Iya." jawab Nathan dari dalam.
Anin pergi kedapur, menyiapkan piring lalu duduk menunggu Nathan. Tak lama Nathan datang dengan baju kaos dan celana pendek yang sudah Anin siapkan.
Anin mulai menyendok nasi kedalam piring lalu mengisinya dengan lauk sebelum diletakkan didepan Nathan. Kemudian menyendok nasi untuknya sendiri.
"Lo nyaman tinggal disini?" tanya Nathan disela-sela mengunyah, menatap datar istrinya.
Anin mengangguk. "Nyaman. Aku suka, rumahnya hidup gitu."
Nathan mengangguk. Ia tak lagi bertanya dan kembali melanjutkan makannya.
Usai makan, Nathan pergi kekamar untuk mengerjakan tugas dari Bu Beto guru Bahasa Indonesia. Sedang Anin mencuci piring, menutup semua pintu lalu menyusul Nathan dikamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN [ SELESAI ]
Roman pour Adolescents[ END ] Cerita remaja # Teenfiction SEBELUM BACA CERITA INI FOLLOW AUTHOR DULU YA GAESS!!! 🔞 ada unsur mature-nya Archimosh adalah nama geng motor yang Nathan bentuk saat ia kelas 2 Smp dibawah kendali oleh seorang pria yang mengenalkan Nathan du...