NATHAN || 42

45.8K 2.9K 61
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Nathan menatap dirinya melalui pantulan cermin didepannya. Sebenarnya bukan wajahnya yang ia tatap melainkan lehernya yang berkeringat. Tidak ada yang salah memang, masalahnya karena dia berkeringat foundation milik Anin yang ia pakai untuk menutupi kissmark wanitanya, perlahan luntur.

Nathan sih tidak malu menunjukkan kepemilikan Anin dilehernya. Hanya saja pengunjung Cafe akan menggosipi dirinya dan tentunya ia akan menjadi sorotan. Nathan tak mau dirinya merasa risih.

Sebenarnya ia tadi memang sudah menjadi sorotan mengingat rambutnya yang dipotong ala korea. Sebagian pengunjung Cafe anak gadis sekolahan dibuat terpanah oleh ketampanan cowok bertato elang itu.

Nathan tinggi, berbadan atletis, putih, tampan, ujung hidung yang begitu mancung, berotot, siapa yang tidak terpanah coba? Tentu saja semua akan tergila-gila akan ketampanan pria itu.

Tapi jika mereka tau status Nathan sekarang yang sudah menjadi suami, lantas apakah mereka tetap menyukai cowok itu? Jawabannya iya. Karena sebagian cewek tidak memperdulikan status orang yang mereka suka, begitu juga untuk cowok. Selagi mereka masih bisa merebut kenapa tidak?

Kecantikan dan kemolekan tubuh bisa membuat laki-laki oleng. Mereka akan berpindah haluan dan meninggalkan istri mereka. Tapi untung saja, Nathan bukan laki-laki seperti itu. Prinsipnya, ia akan menikah satu kali tanpa ada dua kali. Dia akan mempertahankan pernikahannya meskipun ia tidak mencintai istrinya. Dan untungnya Anin bisa diajak bekerja sama untuk mempertahankan rumah tangga mereka.

"Ck, udah gua tebalin tapi gak ketutup juga." decak Nathan memoles foundation dilehernya setelah mencuci lehernya menggunakan air keran.

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat Nathan menatap pintu melalui cermin. Tangannya berhenti untuk sesaat sebelum digerakkan kembali.

Dihon yang melihat Nathan entah sedang apa menghampiri pria itu. Matanya terbelalak kaget melihat leher Nathan yang merah-merah.

"Nat astagaa itu leher lu kenapa?! Merah-merah gitu." Dihon bertanya heboh membuat Nathan mendelik.

"Biasa aja kali, Bang. Gak usah gitu banget." cetus Nathan datar.

Dihon menggaruk kepalanya kikuk. Ia memperhatikan lekat leher Nathan sampai akhirnya matanya berubah memicing kala ia tau bekas merah apa itu.

"Itu kissmark bukan?" Dihon bertanya ragu.

Nathan yang sedang memperhatikan tangannya memoles foundation ke leher melalui cermin. Menganggukkan kepala santai.

"Hooh, kenapa?"

"Seriusan? Kok banyak banget? Kayak lu di gigit nyamuk." Dihon memutar keran membuat air mengalir, ia mencuci tangannya sebelum mengambil sabun yang tersedia dikamar mandi.

"Biasa. Bini gua sadis." Nathan menjawab santai membuat Dihon menatap cowok itu melalui kaca.

Dihon terkekeh pelan untuk sejenak sebelum dia bertanya. "Katanya pemilik Cafe ini akan menyerahkan Cafenya sama anak tunggalnya. Lu udah tau itu?"

Nathan menggeleng. "Belum. Kapan di kasih tau?" gantian Nathan bertanya.

"Di grup. Makanya gabung Nat biar lu tau informasi." ujar Dihon mengambil tisu dan mengeringkan tangannya yang kini harum sabun.

Nathan menggeleng menolak. "Di hape gua udah banyak grup. Itu udah buat gua pusing. Kalo di tambah lagi sama grup Cafe, hape gua bakal lemot."

Dihon menyandarkan punggung pada dinding menghadap kearah Nathan. "Katanya anak pemilik Cafe ini anak Smartputih. Berarti lu kenal dong? Secara lu sekolah di sana."

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang