NATHAN || 64

62.1K 4K 1K
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

   Suasana diruangan dua kali dua meter itu terasa tegang. Dua anak manusia saling berhadapan dengan kobaran api dari salah satu diantara mereka. Sedangkan yang satunya tak berhenti menumpahkan air mata lantaran takut melihat tatapan tajam dari manik orang didepannya.

   Lelaki tampan bermata tajam setajam elang bernama Nathan pimpinan Archimosh itu mengepalkan tangan erat dengan rahang menegang hingga urat-urat lehernya terlihat sangat jelas. Dilihat dari wajahnya, Nathan seperti menahan tangannya sekuat tenaga agar tak melayang membogem wanita didepannya. Wajahnya memerah dengan gigi bergemelutuk. Nafasnya memberat menahan emosi.

   Sudah setengah jam dari pernyataan wanita itu ingin meminta cerai tapi Nathan tidak juga mengeluarkan suaranya. Tatapan tajamnya bercampur sengit mampu membuat tubuh wanita didepannya bergetar hebat. Keringat dingin mengalir ditubuhnya, meneguk ludah rasanya seperti menelan batu.

   "Ngomong sekali lagi." suara bagai malaikat pencabut nyawa itu menguar diruangan yang serasa tempat neraka bagi wanita itu, setelah Nathan lama terdiam. Suara Nathan terdengar dingin dengan nada menusuk.

   "Gue bilang ngomong sekali lagi." suara Nathan terdengar tenang tapi penuh penekanan.

   Wanita dengan kepala tertunduk itu mengepalkan kedua tangan disisi tubuhnya. Ia menguatkan dirinya untuk mengatakan sesuatu yang sensitif bagi Nathan.

   "A-a-aku ma-mau mi-mi-minta ce-cer..."

   Brak!

   "CEWEK BANGSAT!!"

   Suara lemparan kursi kedinding disusul teriakan Nathan yang begitu nyaring membuat perempuan yang sudah ketakutan itu semakin ketakutan. Jantungnya berdebar kencang dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

   Dengan emosi yang meletup-letup, Nathan mendorong Anin sekali dorong hingga punggung Anin membentur dinding begitu kuat. Anin memejamkan matanya menahan rasa sakit sembari menahan air matanya agar tidak tumpah.

   Ketika Anin membuka mata Nathan sudah berada didepan wajahnya begitu dekat sehingga ujung hidung mereka berdua bersentuhan. Nathan meletakkan tangannya diatas kepala Anin dengan posisi tertekuk. Tangan kanannya menangkup rahang Anin, mengusap pipi istri mudanya dengan jempolnya yang panjang.

   "Setelah apa yang udah gue lakuin, lo mau minta cerai, hm? Mulai semua dari nol sampai gue pulang kerumah dengan badan remuk demi anak dan istri gue, lo mau minta pisah? Segitu gak ada harganya perjuangan gue di mata lo, Nin?" bisik Nathan didepan muka Anin membuat Anin semakin gemetaran.

   "Gue rela nahan lapar demi istri gue yang kelaparan. Gue sakit-sakitan pulang malam demi cari uang untuk makan istri gue. Bahkan gue rela ngelakuin apapun demi keluarga kecil gue. Dan, lo? Segampang itu bilang kata cerai? Disaat gue udah nyaman sama, lo?"

   Mata Nathan memanas, bibirnya bergetar pelan. Sepersekian air matanya meluncur membuat Anin memecahkan tangisannya. Ia perempuan jahat, wanita bego yang menyia-nyiakan Kebaikan suaminya yang mungkin tidak dimiliki oleh laki-laki diluar sana.

   "Gue bahkan rela ngasih nyawa gue buat lo dan anak kita. Ta-tapi, hikss..." Nathan terisak mengeluarkan banyak air mata sebesar biji jagung.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang