NATHAN || 47

38.8K 2.7K 97
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Sebelum kecelakaan itu terjadi

Anin sedang menggosok celana panjang Nathan sambil menonton komedian yang dilakoni oleh Andre Taulany dan Azis gagap. Sesekali wanita manis itu tertawa dengan tangan terus meluncurkan gosokan-nya pada celana. Semua-nya masih tenang, Anin masih tertawa hingga ujung matanya berair. Rumahnya terasa tenang diisi oleh suara tv dan suara tawa Anin.

Yah, semuanya masih tenang sebelum Anin menghentikan tawanya dan meraih ponsel yang dia cas ketika mendengar suara notif. Senyumnya masih terbit dibibir Anin karena lawak Andre sampai akhirnya senyumnya memudar kala ia membaca sebuah pesan dari nomor yang ia simpan tanpa membuat namanya.

Unknown number : Hari ini tpat usia kandungan lu 8 bln. Bebrpa bulan ini gua gada kbr tapi lu jan mikir gua berhenti buat ganggu hidup lu! Lu harus tetap mati di tangan gua apapun itu!

Unknown number : Tpi sblm itu gua bakal hancurin suami lu dlu. Gak main fisik tapi main batin. Dalam sepuluh menit mulai dri skrang semuanya bakal hancur!

Pikiran Anin langsung kosong. Memang benar ketika ia tidak mendapat kabar tentang orang itu, Anin sempat berpikir mungkin orang itu sudah berhenti untuk mengganggunya. Tapi disini ia lupa jika seorang mafia tidak pernah menjadi pengecut dengan membatalkan niatnya.

Dan..apa? Main batin? Maksudnya apa? Mendadak perasaan Anin tak enak, ia tiba-tiba khawatir pada suaminya. Apa Nathan baik-baik saja? Bagaimana pria itu sekarang? Terlebih lagi Salsha mengatakan dalam sepuluh menit dari sekarang semuanya akan hancur. Maksudnya apa?

Mematikan setrika-nya, Anin berjalan cepat menuju pintu sambil menelpon Nathan dengan perasaan kelewat khawatir sampai jantungnya berdetak kencang. Anin berjalan mondar-mandir, menggigiti jari telunjuknya sambil terus berusaha menelpon suaminya. Tapi sayang telponnya tidak diangkat tapi telponnya tersambung.

Anin semakin tak tenang, wanita berambut ikat satu yang disampirkan dibahu kiri itu terus berjalan kesana kemari dengan wajah yang begitu khawatir. Tangannya terlipat, Anin berdoa semoga suaminya tidak kenapa-napa.

Sudah lewat jam pulang-nya Nathan membuat Anin dengan nekad pergi untuk mencari suaminya sambil terus berusaha menghubungi Nathan. Saat kakinya akan memakai sandal yang diletakkan didekat pot bunga. Suara motor Nathan terdengar jelas membuat Anin menoleh cepat dan langsung menghampiri suaminya tanpa pakai sandal.

Nathan menurunkan cagak motor sebelum berjalan cepat menuju Anin dan memeluk wanitanya saat Anin sudah berada di-depannya tanpa melepas helm. Cowok itu memeluk istrinya erat, begitu Nathan mendengar berita kecelakaan itu pikiran Nathan langsung tertuju pada istrinya. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu pada Anin begitu juga dengan bayinya.

Sebenarnya tidak mungkin Anin ada disana karena untuk apa? Tapi mengingat wanitanya ini nekat karena pengin sesuatu. Anin akan melakukan sesuatu demi keinginan dia itu. Hal itu membuat Nathan khawatir.

Anin membalas pelukan suaminya erat, perasaannya begitu lega mendapati suaminya baik-baik saja. Anin tidak tau apa yang harus ia lakukan jika orang yang menghidupi dirinya kenapa-napa. Anin membayangkan-nya saja sudah ketakutan.

Nathan melepaskan pelukan lalu menangkup pipi Anin. "Lu gapapa 'kan?! Gak napa-napa 'kan?! Ada yang sakit?!" cowok bertato elang dan muka panik itu memutar-mutar badan Anin, mengecek tubuh istrinya dan seketika lega melihat kondisi Anin baik-baik saja.

Terlihat kening Anin terlipat, ia menatap suami tampannya heran. "Kakak kok khawatir gitu? Kenapa? Anin baik-baik aja kok." Anin menyentuh lengan besar Nathan yang dingin karena efek cuaca malam ketika berkendara. Nathan juga tidak memakai jaket.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang