NATHAN || 65

62.6K 3.7K 746
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Nanda tak menyangka apa yang ia mimpikan kemarin sampai berturut-turut ternyata menjadi sebuah kenyataan. Dimana Nathan menangis menyesali apa yang dia perbuat. Waktu itu Nanda tidak tau apa yang Nathan perbuat hingga pria itu menyesal dan memohon-mohon pada Anin untuk tidak meninggalkan dirinya. Dan sekarang Nanda tau kalau ternyata Nathan melakukan kesalahan yang sulit untuk dimaafkan oleh Anin yang mungkin kecewa pada cowok bertato elang itu.

Nanda yang tengah duduk diatas ambal warna hitam berbahan lembut dengan punggung bersandar pada sofa di-belakangnya dan kaki diselonjorkan menatap Nathan yang sedang menghisap vape sambil menatap kosong kedepan.

Sudah dua hari Nathan tinggal di-vila sejak permintaan Anin yang meminta cerai dirumah sakit. Pria itu seperti mayat hidup, wajahnya pucat, bibirnya kering, tubuhnya kurus, kantung mata terlihat jelas dikedua bawah matanya yang kini menatap kosong kedepan. Tidak ada tatapan tajam, hanya ada kosong dan tatapan sayu. Rambut Nathan yang kemarin dipotong ala korea kini sudah memanjang hingga mata sebelah kanan tertutup karena rambut itu.

Teman yang dulunya terlihat tegar dan tegas kini terlihat rapuh dan lemah. Tidak ada aura kepemimpinan dari dalam tubuh Nathan. Cowok itu seperti tidak memiliki gairah hidup, padahal ucapan Anin yang akan mengurus surat cerai belum tentu benar lalu bagaimana jadinya jika mereka benaran cerai? Mungkin Nathan akan bunuh diri.

Tubuh yang dulunya tegap kini kurus dan terlihat ringkih. Setiap anak Archimosh menyuruh Nathan makan pria itu akan menolak dan mengatakan kalau ia butuh Anin bukan butuh makanan. Berbagai cara dilakukan untuk memaksa Nathan untuk makan tapi tak berhasil juga. Hingga akhirnya Satria turun tangan dan menyumpal paksa nasi kemulut Nathan. Satria akan menunjukkan sikap tegasnya saat ia memimpin Lavatar dulu ketika Nathan berniat memuntahkan nasi yang membuat cowok itu dengan terpaksa mengunyah makanan dan menelannya yang seperti menelan batu.

Kerjaan Nathan di-vila cuma melamun dengan mata memandang kosong kedepan. Lalu menangis tak jelas kemudian mendadak diam sambil mengerutkan kening. Entah apa yang dipikirkan cowok itu, Nathan seperti orang sakit jiwa.

Hal ini membuat teman-temannya panik bukan main. Mereka takut asumsi mereka yang mengatakan Nathan seperti orang gila benar-benar terjadi. Tapi Satria berhasil menenangkan mereka, bapak anak satu itu mengatakan kalau Nathan cuma sedang dilanda ketakutan yang membuatnya terlihat seperti orang gila.

"Bang, gua takut Bang Nathan kenapa-napa. Dua hari dia kek begini." suara Heru membuat Nanda menoleh dan mendapati cowok itu duduk disebelah kirinya.

Heru menatap Nathan sedih yang tengah mengusap pipinya yang basah karena airmata menggunakan tangannya yang bergetar. Hati Heru serasa teriris melihat bagaimana kacaunya cowok bertato elang itu. Nathan tak pernah seperti ini, tapi sekalinya pernah cowok itu seperti mayat hidup.

Nanda menatap Nathan, ia melihat bahu cowok itu bergetar, kepalanya menunduk membiarkan airmata-nya jatuh menetes diatas pahanya.

Perlahan Nanda berdiri, berjalan mendekati Nathan yang duduk didepan pintu yang mengarah kekolam renang kemudian duduk disamping cowok itu.

Tangan Nanda terangkat mengelus bahu bergetar Nathan. "Nat, udah, lu jangan gini. Buat apa lu nangis kalau permintaan Anin belum benar-benar terjadi."

Nathan yang sedang mengusap mukanya dengan tisu dengan kepala tertunduk, menjawab. "Gua ju-juga mikirnya gitu. Ta-tapi dari tatapannya, Anin gak bo-bohong sama apa yang dia bi-bilang. Gu-gua takut harus pisah sama di-dia...hiks. Gua cinta banget sa-sama dia. Benar-benar cinta banget...hiks. Kesalahan gu-gua emang fatal tapi apa gak bisa gua dikasih kesempatan kedua?"

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang