NATHAN || 22

55.4K 3.9K 226
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

"NIN, INI KAIN YANG UDAH KERING, GUE AMBIL?"

Anin yang sedang mengepel ruang tamu mendengar suara teriakan suaminya yang sedang berada dihalaman belakang rumah. Wanita berwajah manis itu meletakkan pel-annya lalu berjalan menuju belakang rumah.

Disana suaminya berdiri mengambil kain yang ada dijemuran. Anin menaikkan alisnya, untuk apa Nathan bertanya kalau dia sendiri meletakkan kain yang sudah kering kedalam ember.

Nathan membalikkan badannya dan melihat istrinya yang diam menatapnya. "Ngapain lo, disitu?! Bantu sini!" perintah Nathan galak.

"Anin masih ada kerjaan." ucap Anin mengikat rambutnya yang berantakan. "Lagian, kakak ngapain nanya kalau sendirinya udah diambil."

"Lama lo nyaut, ya udah gue ambil aja." Nathan mengambil kasar baju yang digantung ditali dan dicampakkan keatas ember.

Melihat itu, Anin berkacak pinggang. "Ngambil jemuran tuh, yang benar. Jangan kayak gitu!" tegur Anin.

Nathan tak mendengar, lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar. Ia mengambil semua baju dan ditumpuk diatas kain dalam ember. Lalu masuk kedalam rumah dan meletakkan ember itu dikamar.

Sementara Anin, dia lanjut mengepel diruang tamu. Teman-teman suaminya sudah pulang dari satu jam yang lalu. Satu jam sebelum Sma Smartputih pulang sekolah. Nathan hari ini tidak bekerja karena Cafe sedang dipakai buat acara kumpulan kolega bisnis orangtua Reyhan.

Karena cowok itu tidak kerja, Anin mengajak Nathan untuk melanjutkan beres-beres rumahnya setelah sebelumnya tertunda karena kedatangan inti Archimosh yang mendadak.

Setelah mengepel, menyiram tanaman, dan menyapu taman samping yang ada pohon besar. Anin masuk kedalam kamar usai menyimpan pel dan ember ditempat biasa penyimpan alat kebersihan.

Nathan yang sedang tengkurap diatas kasur sambil bermain ponsel adalah pemandangan pertama yang Anin lihat.

"Kakak lapar? Mau Anin masakin apa?" tanya Anin sambil duduk disisi kasur samping pinggang Nathan sambil memijat betisnya yang lelah.

Nathan menatap istrinya sebelum mematikan ponselnya lalu duduk tegak. "Gue belum lapar. Lo, capek ya?" tanya Nathan sambil menatap tangan istrinya yang memijat betisnya.

Anin mengangguk sambil tersenyum kecil. "Iya. Tapi 'kan udah wajib tugas seorang ibu rumah tangga."

Nathan berkedip, bengong sebentar sebelum turun dari kasur dan duduk dilantai. Cowok berambut cepak itu mengambil kaki Anin, meletakkannya diatas pahanya lalu memijat betis istrinya dengan muka datar.

Anin tentu saja terkejut dengan perlakuan tiba-tiba suaminya. Saat hendak ia menarik kakinya, tangan Nathan sudah menahannya lebih dulu. Calon papa muda itu menatap istrinya datar.

"Biar gua pijitin. Lo diam aja sambil nikmatin." Nathan berkata pelan lalu kembali memijat betis istrinya. Dari betis turun sampai ketumit kaki. Lalu pijatannya pindah ke tulang kering. Nathan melakukannya berulang-ulang.

Anin menikmati pijatan suaminya yang membuatnya terlena.

"Ke dokter, yuk." ajak Nathan tiba-tiba membuat Anin yang sedang memejamkan mata membuka matanya dan menatap suaminya.

Kening Anin mengerut. "Mau ngapain?"

"Cek jenis kelamin anak gua." Nathan melirik perut Anin.

"USG maksud kakak?" tanya Anin memperjelas. Tangannya mengusap rambut suaminya dengan lembut.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang